Kesepakatan India untuk membeli 36 unit jet tempur Rafale dari Perancis tidak diragukan lagi akan membawa keuntungan besar bagi industri penerbangan dalam negeri selain menciptakan lowongan pekerjaan bagi rakyat India.
Menteri Pertahanan Manohar Parrikar mengatakan, “Dalam kesepakatan asing, ada 3-4 hal yang harus diurus. Pertama adalah biaya, yang telah kami rundingkan dimana harganya jauh lebih rendah dari harga sebelumnya yang diminta oleh tim Perancis”.
Ada yang perlu dicatat di sini bahwa kesepakatan € 7,878 miliar (US $8,846 miliar) telah turun sebesar € 750 juta (US $ 842 juta) dari permintaan tim Perancis pada Januari 2016.
“Kedua adalah persentase offset, dalam hal ini jauh lebih tinggi daripada penjualan militer asing lain sejauh. Hal ini menciptakan potensi yang sangat besar untuk industri penerbangan dan ini sejalan dengan Perdana Menteri dalam inisiatif Make in India”, kata Menteri Pertahanan.
Dapat disebutkan di sini bahwa kesepakatan datang dengan diimbangi klausul 50% yang berarti bahwa perusahaan-perusahaan India akan mendapatkan bisnis senilai € 3,939 miliar (US $4,4 miliar).
Parrikar mengatakan fitur yang paling signifikan dari kontrak ini adalah adanya perangkat tambahan untuk jet tempur Rafale India yang bahkan pesawat Perancis tidak memiliki.
Pertama, jet tempur ini datang bersama dengan persenjataan rudal tercanggih yang menambah kemampuan serangan IAF dengan peningkatan besar. Ini termasuk rudal BVR udara-ke-udara Meteor yang memiliki jangkauan lebih dari 100 km. Kemudian juga ada rudal jelajah udara-ke-permukaan Scalp dengan jangkauan lebih dari dari 300 km.
Selanjutnya, jet tempur ini akan disesuaikan sejalan dengan persyaratan IAF dan mencakup Helmet Mounted Display, radar penerima peringatan, pencarian dan pelacak inframerah.
“Jadi dari semua aspek itu adalah kesepakatan yang menguntungkan bagi India. Rafale adalah pesawat yang potensial dan akan menambah kemampuan IAF”, tambah Menteri Pertahanan.
Para ahli mengatakan bahwa Rafale akan dilengkapi dengan rudal Meteor dan Sculp yang akan mengguncang Angkatan Udara Pakistan dan Angkatan Udara China.
Mereka juga menambahkan bahwa perangkat tambahan yang dinegosiasikan di bawah kesepakatan pembelian 36 unit Rafale berarti bahwa lawan India akan membutuhkan 4 jet tempur modern untuk melawan 1 jet tempur Rafale India.
“Rasio 1:4 jelas akan memberikan India keunggulan atas lawan dan kesepakatan untuk 36 unit jet tempur Rafale adalah setara dengan pengadaan 144 unit jet tempur modern”, kata seorang pejabat yang tak menyebut namanya.
Pengiriman awal jet tempur akan di mulai 3 tahun lagi dan akan selesai pada 18 bulan setelahnya. Sesuai dengan kontrak, produsen Dassault Perancis harus memastikan bahwa 75% dari armada atau 27 unit jet tempur harus tersedia secara operasional pada waktu yang ditentukan.
Rafale terpilih setelah sebelumnya dilakukan banyak penelitian secara mendalam dan pengujian oleh IAF termasuk Grippen Swedia, F-16 dan F-18 Amerika, MiG-35 Rusia, Eurofighter Typhoon dan Rafale Perancis.
Sumber: Defense News India