Kuwait dan Qatar meminta penjualan jet tempur dua tahun yang lalu, dan Kongres AS akhirnya menyetujui kesepakatan itu.
Pada hari Rabu, 28 September 2016, Senator Bob Corker, ketua Senat Komite Hubungan Luar Negeri, menegaskan bahwa Gedung Putih pada akhirnya telah menandatangani paket penjualan tersebut.
“Aku senang bahwa kita sudah sampai pada titik dimana pemberitahuan telah datang dari Kongres. Kami telah mendorong semua itu selama beberapa waktu”, katanya.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Qatar dikabarkan akan menerima 72 unit pesawat tempur Boeing F-15E senilai US $4 miliar. Kuwait akan membeli 28 unit pesawat tempur Boeing FA-18 Super Hornet, dengan opsi untuk menambah 12unit lagi, dalam sebuah kesepakatan senilai US $3 miliar. Bahrain akan menerima pesawat tempur Lockheed Martin F-16. Apabila kesepakatan tidak terjadi, maka jalur produksi pesawat tempur F-15 akan terhenti.
“Menurut saya kepentingan nasional sedang dilayani dengan mengejar penjualan tersebut; Itu selalu datang pertama, akan tetapi kami menjaga produk pendukung dan lini produksinya tetap berfungsi dalam kasus kita perlu memanfaatkannya di masa depan”, kata Corker.
“Negara-negara ini membeli peralatan yang dioperasikan dengan peralatan kita yang sekaligus memberikan kita kesempatan untuk menangani krisis yang mereka hadapi”.
Bagian dari alasan penundaan kemarin berfokus pada keberatan Israel. Amerika Serikat secara hukum terikat untuk memastikan bahwa Israel tetap mempertahankan keunggulan militer di wilayah itu. Washington baru-baru ini menyetujui kesepakatan bantuan militer bersejarah yang memberikan Israel US $38 miliar selama sepuluh tahun ke depan.
Israel juga keberatan dengan penjualan pesawat tempur ke Qatar dengan alasan bahwa negara tersebut mendukung ekstremis Islam Sunni.
Sebelumnya pada hari Kamis, Sikorksy Aircraft Corporation juga menerima kontrak untuk menjual helikopter ke Taiwan. “Sikorsky Aircraft Corporation dianugerahi kontrak senilai US $ 148,7 juta penjualan militer asing untuk 6 (enam) Blackhawk UH-60M yang dikonfigurasi khusus untuk Taiwan National Airborne Service Corporation”, kata pengumuman tersebut.
Sumber: Sputnik News
Vegassus @ JakartaGreater.com