Para pejabat militer dari Selandia Baru, Australia, Malaysia, Singapura dan Inggris mengadakan latihan di Laut Cina Selatan pada bulan ini untuk menampilkan kekuatan mereka guna memberitahu Beijing agar mundur dari klaim mereka terhadap wilayah sengketa itu, salah satu rute pelayaran yang paling penting di dunia.
Selama tiga minggu, latihan multinasional yang dikenal sebagai “Exercise Bersama Lima” akan mencakup prajurit angkatan laut, angkatan darat dan angkatan udara dari negara-negara yang berpartisipasi. Para pejabat mengatakan acara yang diselenggarakan oleh Singapura ditujukan sebagai dukungan keamanan dan bantuan bencana regional.
Negara-negara tersebut membentuk pakta militer Five Power Defense Arrangements, yang mengharuskan anggotanya untuk saling berkonsultasi dan mengambil tindakan jika ada serangan bersenjata di Malaysia atau Singapura.
Angkatan Bersenjata Indonesia juga dipaksa untuk merencanakan latihan militer skala besar pada bulan ini dengan melibatkan tiga cabang layanan di wilayah Natuna, Kepulauan dekat Laut Cina Selatan.
“Risiko konflik di Laut Cina Selatan adalah signifikan. Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Filipina telah bersaing klaim teritorial dan yurisdiksi, khususnya atas hak untuk mengeksploitasi kemungkinan cadangan minyak dan gas. Kebebasan navigasi di wilayah ini juga merupakan isu perdebatan, terutama antara Amerika Serikat dan Tiongkok atas hak kapal militer Amerika untuk beroperasi di zona ekonomi eksklusif dua ratus mil Tiongkok”, isi simpulan laporan Council on Foreign Relations.
Meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara tetangganya, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah memicu kekhawatiran tentang konflik yang makin terlihat di wilayah perairan yang disengketakan. Tiongkok terus mengirim kapal penjaga pantai bersenjata berat untuk berpatroli di jalur pelayaran dengan nilai perdagangan hingga 5 triliun dolar AS setiap tahun. Pengadilan arbitrase di Den Haag pada bulan Juli memutuskan bahwa Tiongkok tidak memiliki klaim teritorial, namun Beijing tidak mengakui keputusan itu.
Sumber: IBTimes