Pulau-Pulau terluar merupakan serambi depan bangsa Indonesia, dan bukan lagi sekedar halaman belakang. Hal ini dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada awak media di Makodam XIII/Merdeka Manado, usai mendampingi Presiden Joko Widodo saat meresmikan tiga Bandar Udara di Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, (19/10/2016).
“Pembangunan prioritas pulau terluar yang sedang dan akan dilaksanakan, meliputi: Pulau Natuna, Pulau Yamdena (Kota Saumlaki), Pulau Selaru, Pulau Morotai, Pulau Biak dan Kabupaten Merauke,” tegas Panglima TNI.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, pembangunan pulau terluar menjadi salah satu bentuk kebijakan pembangunan kekuatan TNI yang dijadikan pedoman guna mendukung pelaksanaan tugas pokok dan perannya sebagai alat pertahanan negara.
Terkait pembangunan Bandar Udara di Miangas, Panglima TNI mengatakan Bandar Udara tersebut salah satunya untuk menghidupkan dan meningkatkan kembali perekonomian di daerah-daerah terpencil serta sebagai promisi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Bandar Udara Miangas memiliki panjang landasan pacu 1.400 meter dan dapat didarati pesawat sejenis ATR- 72, dilengkapi dengan runway strip 1.400 meter x 150 meter dan Apron 130 meter x 65 meter yang mampu menampung tiga unit pesawat dan memiliki gedung terminal seluas 356 m2.
Menara suar di ujung selatan Pulau Selaru.Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmanyo beberapa waktu lalu juga mengatakan, TNI akan menambah kemampuan dan kekuatan di Pulau Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku dengan membangun dan memperpanjang landasan aju bagi pesawat militer.
“Pembangunan pulau terluar bersifat strategis sebagai bentuk kebijakan pembangunan kekuatan TNI yang dijadikan pedoman, untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan peran TNI sebagai alat pertahanan negara,” ujarnya.