Misawa, Aomori Prefecture – pesawat tempur Inggris Typhoon untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II mendarat di Jepang, untuk latihan pertempuran udara. Empat pesawat Typhoon Eurofighters Royal Air Force mendarat di Pangkalan Udara Jepang, di utara Misawa pada hari Minggu 23/10/2016 dan akan menjadi pertama kalinya angkatan udara Jepang menerima kedatangan kekuatan asing selain dari Amerika Serikat.
Eurofighter Typhoon yang datang bersama pesawat C-17 akan menghadapi pesawat tempur F-15s dan Mitsubishi F-2s Jepang dalam latihan dijuluki The Guardian North 16.
“Kami akan belajar dari satu sama lain, dan akhirnya kita akan membuat persahabatan yang akan mengikat kita bersama-sama lebih erat di masa depan,” ujar Letnan Kolonel RAF Roger Elliot, dalam kata pengantar dihadapan 100 personil Angkatan Udara Bela Diri Jepang.
Kedua negara ingin mengasah teknik scramble untuk melawan pesawat militer asing yang mendekati rongga udara mereka. Kedua berlatih membayangi pesawat-pesawat Rusia dan jet Cina yang mendekati perbatasan barat daya Jepang.
Setelah Cina mengontrol ketat wilayah udara Laut Cina Selatan, Jepang khawatir bahwa perhatian Beijing akan berubah menuju Laut Cina Timur di mana Jepang menguasai rantai pulau yang membentang 1.400 km ke arah Taiwan.
Dalam enam bulan sampai akhir September, pesawat Jepang terbang untuk mengejar pesawat Cina sebanyak 407 kali dibandingkan dengan 231 kali pada tahun sebelumnya. Pertemuan dengan pembom Rusia dan pesawat pengintai, yang terbang dari utara Jepang, naik 67 persen menjadi 180 insiden.
Kunjungan Typhoon juga merupakan kesempatan bagi angkatan udara Jepang untuk melihat jet Eropa paling canggih seperti yang terlihat pada proposal untuk mengembangkan sebuah pesawat tempur baru untuk menggantikan F-2s dengan biaya sebanyak $ 40 miliar.
Pada tahun 2011 Jepang mendapat tawaran dari BAE Systems untuk penjualan pesawat Typhoon, namun di kompetisi akhirnya dimenangkan oleh Lockheed Martin Corp dengan pesawat tempur siluman F-35.
Jepang belum memutuskan jenis pesawat tempur baru yang mereka butuhkan yang dijuluki F-3, akan tetapi pilihannya adalah antara pesawat tempur superioritas lebih murah non-siluman berdasarkan desain yang sudah ada, seperti Eurofighter, atau program yang lebih mahal untuk membangun pesawat tempur siluman seperti AS F-22 Raptor.
Asahi.com