TNI Angkatan Laut dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) akan menempatkan lebih banyak kapal patroli untuk memantau perairan yang rawan pelanggaran laut.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda (Laksda) TNI Aan Kurnia, mengatakan bahwa pihaknya akan menempatkan hingga empat kapal di daerah rawan.
“Perbandingannya yang jelas di daerah aman itu satu kapal, tapi di daerah rawan itu bisa empat atau tiga. Kalau memang eskalasinya meningkat kita pun bisa menambah armada sampai bisa lima atau enam kapal,” ujar Laksda Aan Kurnia, seperti dilansir beritasatu.com pada Minggu (23/10).
Lebih lanjut, Pangarmabar menjelaskan bahwa setiap wilayah memiliki tingkat kerawanan yang berbeda, misalnya wilayah perairan yang memiliki kekayaan ikan akan lebih rawan dengan kegiatan ilegal dibandingkan perairan yang memiliki sedikit ikan.
Di perairan rawan pelanggaran, seperti Perairan Natuna, Koarmabar mewaspadai kegiatan penangkapan ikan oleh kapal-kapal tanpa izin dari pemerintah Indonesia. “Terus kemudian kegiatan penyelundupan misalnya di mana, di perairan Singapura misalnya, ya di sana kita tempatkan. Jadi sesuai eskalasi,” kata Laksda Aan Kurnia.
Selain memiliki strategi dalam menjalankan tugasnya, Koarmabar juga berkolaborasi dengan sejumlah instansi untuk menjaga keamanan wilayah laut. Beberapa instansi itu misalnya adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Keamanan Laut, Bea Cukai dan Polisi Perairan.
Sumber: beritasatu.com