Jakarta – Tujuh kelompok alat perlengkapan untuk pertahanan dan keamanan (alapalhankam) menjadi prioritas dalam pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Dan kini, Indonesia telah memiliki beragam produk, dari roket hingga kapal selam.
Tujuh kelompok alapalhankam ini menjadi fokus pengembangan industri pertahanan dalam negeri karena dinilai punya peran signifikan sebagai proyek jangka panjang. Indonesia pun membeli dari luar negeri dengan sistem offset.
Offset merupakan sistem pembelian barang (pesawat terbang dan sebagainya) yang mewajibkan pabrik penghasil sebagai penjual untuk memberikan lisensi pembuatan sebagian komponennya pada industri di negara pembeli. Sistem ini dimanfaatkan untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
“Kalau kapal selam sudah berjalan, medium tank tahun depan sudah selesai prototype-nya,” ujar Ketua Bidang Alih Teknologi dan Offset Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Laksamana Muda Purn Rachmad Lubis di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, (10/11/2016).
Tujuh program prioritas itu terdiri dari : roket, radar, rudal, propelan, kapal selam, medium tank, dan pesawat tempur. Beberapa industri pertahanan dalam negeri telah mampu memproduksinya, meski masih diperlukan pengembangan dan penyempurnaan.
Rachmad mencontohkan roket yang diproduksi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). Roket itu sudah bisa diterbangkan, meski masih mengalami beberapa masalah teknis.
Berjuang Membuat Rudal
Pemerintah masih berusaha memperbaiki industri pertahanan dengan sistem offset. Tiongkok, kata Rachmad Lubis, telah menjanjikan memberikan ilmu pembuatan rudal secara cuma-cuma, asal Indonesia membeli 150 rudal buatan mereka.
Namun, keterbatasan anggaran menjadi penghalang mengambil kesempatan yang ditawarkan Tiongkok. Indonesia, hanya mampu membeli 5 rudal dalam satu rencana strategis (renstra).
“Berarti butuh 30 renstra, kalau kita beli teknologinya itu USD 250 juta, duit dari mana?” kata dia.
Tapi, pemerintah tidak patah arang. Pemerintah mengakali dengan belajar sedikit-sedikit dari proyek pembelian dan pembangunan rudal.
“Di project ini kita titipkan avioninknya, di project itu kita belajar peledaknya, turbonya seperti apa, begitu,” tutupnya.
Sumber : Metrotvnews.com