Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU) sedang mengevaluasi proposal dari pemasok dan produsen sistem radar mengenai sistem radar peringatan dini pasif (pasif sensor) untuk dipasang di pangkalan udara Ranai, Natuna.
Lima presentasi, dari perusahaan yang berbasis di Cina, Cekoslowakia, Iran, Italia, dan Ukraina, telah dilakukan di Markas TNI-AU sejak Oktober 2016, ujar sebuah sumber yang dekat dengan proses akuisisi ini, kepada IHS Jane, dengan informasi diperkuat oleh sumber dalam layanan.
Perusahaan Ukraina telah menawarkan radar sistem deteksi pasif, Kolchuga. Untuk sementara belum diketahui sistem radar aapa yang telah diusulkan oleh pemasok lain.
Radar Kolchuga
Sistem radar yang terdiri dari tiga stasiun radar Kolchuga memungkinkan untuk melihat obyek di darat dan target permukaan serta melacak gerakan mereka dalam radius 600 km (target udara pada ketinggian 10 km – 800 km), yang membuat sistem pertahanan udara peringatan dini yang efektif.
Jangkauan deteksi 800-km telah dicapai hanya dengan radar Kolchuga Ukraina. Yang terbaik AWACS Amerika Serikat hanya bisa lakukan pelacakan 600 km, sedangkan kompleks radar berbasis darat Vera (Republik Ceko) dan Vega (Rusia) dapat menjangkau sampai 400 km – setengah dari yang bisa dicapai kompleks radar Kolchuga Ukraina. Batas frekuensi rendah dari radar Kolchuga bekerja di frekuensi 130MHz dan yang terendah dari semua analog. Untuk AWACS batasnya adalah 2.000 MHz, untuk Vera itu 850MHz, untuk Vega itu 200MHz.
Radar ini dikembangkan oleh perusahaan Holding Special Radio Device Design Bureau, yang melibatkan : Topaz holding, the Donetsk National Technical University, the Ukrspetsexport state company, dan the Investment and Technologies Company.
Sumber : Janes.com dan Globalsecurity.org