Prajurit tengah beraksi di ketinggian gedung.
Latihan bersama antara Pasukan Operasi Khusus TNI dengan Pasukan Counter Terrorism Operations Center (CTOC) Royal Thai Armed Force (RTAF), dengan sandi KRIS-I 2016, telah resmi ditutup.
Penutupan latihan tersebut dipimpin oleh Deputy CG CTOC RTARF Mayor Jenderal Suphot Malaniyom selaku Komandan CTOC, didampingi Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa selaku Komandan Latihan yang mewakili Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto, bertempat di Lapangan Upacara Stand By Force, PMPP TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Mayjen Suphot menyampaikan ucapan terimakasih atas diselenggarakannya latihan bersama antara militer Thailand dengan militer Indonesia. “Latihan tersebut kita dapat bertukar pengalaman, pengetahuan dan taktis dalam menanggulangi aksi terorisme dan menjalin hubungan bilateral antar kedua negara khususnya Thailand dan Indonesia,” ujar Mayjen Suphot.
Sementara itu, Brigjen Teguh Muji menyampaikan bahwa pasukan khusus TNI dan CTOC telah berlatih bersama dalam suasana penuh persahabatan. Menurutnya, telah terjalin kesepahaman prosedur, peningkatan keterampilan dan bertambah eratnya hubungan antar prajurit pada latihan bersama yang pertama kalinya ini.
“Kepada seluruh peserta latihan dan para pendukung telah dapat menunjukkan dedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya guna keberhasilan latihan ini. Atas nama Panglima TNI, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras prajurit kedua angkatan bersenjata,” kata Asops Panglima TNI, seperti disampaikan oleh Brigjen Teguh Muji.
Latma KRIS-I/2016 merupakan langkah awal kerjasama militer bagi TNI dan RTARF dalam penanggulangan terorisme. Kejahatan terorisme sebagai salah satu bentuk kejahatan transnasional yang terorganisir (transnational organized crime) telah berkembang skala maupun metodanya. Hal tersebut menuntut bentuk kerja sama antar negara dalam rangka menanggulanginya.
Sumber: poskotanews.com