Korea Utara telah mengembangkan Rudal Balistik Antar Benua (ICBM) yang mampu memberikan muatan nuklir ke daratan Amerika, menurut seorang pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya, saat berbicara dengan DefenseTech.com. Namun, mereka (Korea Utara) belum memecahkan masalah isolasi termal kunci, yang berarti hulu ledak mereka akan terbakar saat memasuki atmosfir diatas sasarannya.
“Namun ancaman tersebut yang membuat saya terjaga di malam hari”, tulis DefenseTech mengutip penyataan pejabat tersebut.
Awal tahun ini Korea Utara mengklaim telah mengembangkan ICBM mobile baru yang disebut KN-14, dan kemudian ditampilkan pada parade militer pada bulan Oktober 2016. Pyongyang juga mengklaim bahwa pada bulan itu berhasil menguji bahan isolasi panas untuk rudal, tetapi pejabat AS tidak bisa mengkonfirmasi bahwa teknologi ini sudah digunakan.
Menurut pejabat itu, Amerika Serikat melihat ancaman Korea Utara dengan cukup serius untuk mentransfer beberapa “otoritas untuk melawan senjata pemusnah massal” melalui Komando Strategis AS.
Hampir sama sekali tidak ada data tersedia tentang kemampuan KN-14, menurut analis pertahanan Rusia, Vladimir Khrustalev pada bulan Oktober 2016 lalu. Namun, sebagian besar ahli setuju bahwa klaim Korea Utara memiliki dasar yang solid.
“Perkiraan paling konservatif menempatkan jangkauan maksimum teoritis rudal ICBM tersebut dengan muatan nuklir antara 5,500 hingga 6,500 km, dan beberapa ahli mengatakan bahwa rudal itu bisa melakukan perjalanan sejauh 12.000 km”, tulis Khrustalev.
Program rudal Korea Utara mungkin menjadi masalah bagi Presiden baru AS yaitu Donald Trump, menurut Jenderal Curtis M. Scaparrotti, mantan komandan Pasukan AS-Korea dan sekarang sebagai Komandan NATO. Ia berspekulasi bahwa Trump harus serius mempertimbangkan serangan pendahuluan pada Korea Utara sebelum Korea meluncurkan rudal nuklir mereka.
Khrustalev juga mencatat bahwa program rudal Korea Utara memiliki tujuan lain, tidak dihubungkan dengan hulu ledak nuklir.
“Ada program ruang angkasa yang agak ambisius”, kata Khrustalev. “Banyak analis yang sering salah dalam berfantasi, tapi kenyataannya berbeda.”
Mungkinkah itu adalah program ruang angkasa Korea Utara yang sangat menjadi perhatian Amerika Serikat? Ini tidak dapat dikesampingkan, dilihat dari sentimen mantan komandan Militer AS-Korea Selatan, Jenderal Walter Sharp.
Ia percaya bahwa AS harus menghancurkan rudal Korea Utara pada landasan peluncuran, karena AS tidak bisa tahu pasti apakah rudal itu akan membawa satelit atau hulu ledak nuklir.
Sikap agresif seperti itu sangatlah menarik, seharusnya ICBM tunggal tidak akan menjadi masalah nyata untuk sebuah negara yang memiliki banyak sistem pertahanan rudal seperti Amerika Serikat, termasuk THAAD dan Aegis yang ada di Korea Selatan, terutama jika sistem yang mereka pasang sesuai dengan reputasi yang telah mereka beritakan.
Sumber: Sputniknews