Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

PBB Bergerak. Rusia : Evakuasi Aleppo akan Berjalan Damai

Pengungsi Suriah (Reuters/Abdalrhman Ismail)
PBB Bergerak. Rusia : Evakuasi Aleppo akan Berjalan Damai 1

Jenewa – Rusia mengatakan kepada satu pertemuan gugus tugas kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis bahwa evakuasi orang-orang dari bagian timur Aleppo akan berlangsung cepat dan damai, kata penasehat kemanusiaan Suriah PBB Jan Egeland setelah rapat itu, 15/12/2016.

PBB tidak terlibat dalam mediasi untuk mencapai kesepakatan mengenai evakuasi tersebut tetapi siap memantau dan mendampingi mereka yang dievakuasi sepanjang perjalanan menuju tujuan mereka, kata dia. Sebagian besar akan pergi ke Idlib di Suriah, kota yang dikuasai para pejuang, tetapi sebagian mungkin pergi ke Turki. Mereka bebas memilih ingin pergi kemana.

Rusia membenarkan di pertemuan itu “bahwa ini evakuasi cepat, tanpa birokrasi, tanpa campur tangan dan mereka yang dievakuasi tak akan disakiti,” ujar Egeland kepada wartawan di Jenewa.

“Ini evakuasi mereka yang cedera dan sakit, warga sipil yang rentan dan para petempur,” katanya. “Semua yang dievakuasi berjumlah lebih 1.000 orang, bisa capai ribuan.” PBB memiliki rencana kontijensi untuk menerima 100.000 orang di Idlib, ujar dia, tapi itu bukan akhir atas masalah tersebut. PBB menjalin kontak dengan Turki mengenai kemungkinan pembuatan “kamp-kamp baru yang besar”.

“Saya takut akan hal yang mungkin terjadi bilamana operasi ini rampung, baik bagi orang-orang di Idlib dan semua di kawasan-kawasan lain yang masih diperebutkan dan terdapat ratusan ribu orang lagi yang terjebak di tengah-tengah zona perang,” kata Egeland.

Selain Aleppo, masih ada 15 zona lagi yang terkepung di Suriah dengan sekitar 700.000 orang terperangkap, tambah dia.

PBB telah menghitung sekitar 50.000 orang menjadi pengungsi dari bagian timur Aleppo dalam pertempuran-pertempuran yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir, dan bisa jadi masih ada 30.000 orang lagi tertinggal di kawasan kantong yang padat dan kecil, kata pejabat itu.

Badan dunia itu bekerja untuk mengetahui lebih jelas apakah pihaknya salah menyebut bahwa 250.000 orang terjebak di bagian timur Aleppo sampai sekitar sebulan lalu.

Pengangkutan Sebanyak 21 bus dan 19 ambulan yang membawa warga sipil dan mereka yang cedera telah meninggalkan bagian timur Aleppo dan melintasi kawasan-kawasan yang dikuasai pemerintah dalam perjalanan mereka ke kawasan-kawasan yang dikendalikan oposisi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis.

Elizabeth Hoff, wakil WHO di Suriah, mengatakan kepada Reuters dari kawasan evakuasi di distrik Ramousah,”Kami melihat kaum wanita dan anak-anak kecil di bus-bus dan beberapa pria. Bus-bus tidak penuh. Segala sesuatu berjalan lancar. Suasananya sangat tenang.” “Mereka melintasi kawasan yang dikuasai pemerintah. Jaraknya 6,8 kilometer ke tempat pemeriksaan berikut ke kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak,” ujarnya. “Persiapan-persiapan sedang berjalan untuk mengirim delapan bus lagi guna mengangkut lebih banyak orang.” Hoff mengatakan ia tidak melihat ada pemeriksaan kartu-kartu identitas.

PBB Siap bantu Pengungsi dari Aleppo Timur

Penasehat senior bagi utusan khusus PBB untuk Suriah pada Kamis (15/12) mengatakan badan dunia itu siap memantau dan membantu pengungsian dari daerah kantung yang dikuasai gerilyawan di Kota Aleppo, Suriah.

“Kami sungguh berharap hari ini kami memulai upaya terakhir yang berhasil pengungsian dari kota bermasalah tersebut,” kata Jan Egeland kepada pers di Jenewa, setelah pertemuan mingguan satuan tugas kemanusiaan.

“Kami akan berbuat sekuat yang dapat kami lakukan untuk berada dekat dengan dan untuk mereka yang diungsikan,” ia menambahkan.

Menurut diplomat tersebut, pendekatan tiga-arah diperkirakan menyaksikan berlangsungnya pengungsian medis orang yang cedera dan sakit serta pengungsian warga sipil yang rentan dan petempur oposisi.

Meskipun diundang untuk memantau operasi itu, PBB bukan bagian dari kesepakatan, hasil dari perundingan langsung antara semua pihak dalam konflik tersebut.

Egeland mengatakan kebanyakan pengungsi diperkirakan pergi ke daerah yang dikuasai oposisi, Idlib, kata Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Sejumlah pengungsi juga mungkin pergi ke negara tetangga Suriah, Turki.

“Kami siap menemani mereka yang akan diungukan bukan hanya dari Aleppo Timur tapi juga sampai ke Idlib … Itu akan menjadi tujuan sebagian besar orang yang mengungsi,” katanya.

Aleppo, yang pernah menjadi pusat komersial Suriah, telah terpecah menjadi dua sejak 2012 –bagian barat di bawah kendali pemerintah dan kabupten di bagian timur dikuasai gerilyawan.

Beberapa bus yang membawa gerilyawan mulai meninggalkan Aleppo Timur pada Kamis sore, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengungsikan semua gerilyawan dari Kota Aleppo di Suriah Utara, kata stasiun televisi negara.

Bus pemerintah yang berwarna hijau mulai meninggalkan beberapa sisa daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian tenggara Kota Aleppo, sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai belum lama ini antara Turki dan Rusia bagi pengungsian gerilyawan dan keluarga mereka dari sisa kubu terakhir mereka di Aleppo Timur, kata laporan tersebut.

Tindakan itu diawasi semata-mata oleh Komite Palang Merah Internasional, tanpa kehadiran staf PBB, kata stasiun televisi tersebut.

Beberapa bus bergerak melewati Jalan Ramouseh, jalan utama pemerintah ke dalam Kota Aleppo, sebab jalan internasional telah lama ditutup karena kekuasaan gerilyawan atas beberapa bagiannya.

Beberapa ambulans yang membawa orang sakit dan cedera juga terlihat meninggalkan kota itu bersama bus yang membawa pengungsi.

Pemerintah Rusia dan Suriah mengaku bertanggung-jawab dalam menjamin keamanan rombongan gerilyawan ke luar Aleppo.

Beberaba bus bergerak menuju daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggiran barat-daya Aleppo.

Sebanyak 15.000 orang, termasuk 4.000 gerilyawan, direncanakan mengungsi pada Jumat, sebagai bagian dari kesepakatan Rusia-Turki.

Menurut kesepakatan itu, gerilyawan harus menyerahkan senjata mereka, kecuali senjata milik pribadi.

Stasiun televisi tersebut mengatakan militer Suriah telah menyita banyak senjata di Aleppo Timur, termasuk dua juta bom mortir, 2.000 rudal Grad dan senjata berat lain.

Kesepakatan itu menetapkan kedua pihak mesti mematuhi gencatan senjata selama pengungsian berlangsung.

Sebagai imbalan bagi pengungsian di Aleppo Timur tersebut, gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah akan mengizinkan warga sipil meninggalkan Kota Kecil Syiah Kafraya dan Foa, yang terkepung.

Bus yang membawa warga dari kedua kota kecil itu sudah mulai meninggalkan Idlib berbarengan dengan kepergian gerilyawan dari Aleppo.

Dengan pengunsian tersebut, militer Suriah akan mengambil-alih seluruh Kota Aleppo, sebab militer Damaskus sudah menguasai 99 persen daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian timur kota itu.

Share:

Penulis: