MOSKOW – Rusia, saat ini menguasai seperempat pasar senjata global. Selama dekade terakhir telah mampu meningkatkan ekspor persenjataan ke luar negeri hingga 3 kali lipat dari penjualan US $ 14,5 milyar pada tahun 2015 lalu.
Pada tahun 2016, angka tersebut bisa terlewati meskipun realita geopolitik yang cukup sulit dan menciutkan keseluruhan ekspor Rusia, menurut Sergei Chemezov, Kepala Rostec Corporation Rusia pada awal Desember lalu.
PENERBANGAN
Pada 2016, Rusia mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-30 Flanker-C ke beberapa pelanggan asing. Sukhoi Su-30 merupakan turunan dua kursi dari versi sebelumnya yaitu jet tempur Su-27 Flanker dengan penambahan jangkauan operasi, memiliki kemampuan serangan udara-ke-udara dan serangan udara-ke-darat serta dilengkapi dengan berbagai amunisi presisi dipandu.
Dimulai dengan pengiriman jet tempur ke Aljazair di bawah kontrak yang telah ditandatangani pada akhir tahun 2015 untuk mengirimkan 14 jet tempur Su-30 MKA, varian dari Su-30 yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara Aljazair. Negara Afrika Utara tersebut sudah mengoperasikan sebanyak 44 unit jet tempur Su-30 MKA, yang diproduksi di Irkutsk.
Selain itu, tahun ini Rusia menyelesaikan pengiriman sebanyak 12 jet tempur Su-30 MK2 ke Vietnam di bawah kontrak yang ditandatangani pada 2013 senilai US $ 600 juta. Sebanyak dua unit jet tempur Su-30 SM juga telah dikirmkan ke Kazakhstan sebagai bagian dari kesepakatan untuk memberikan 7 jet tempur yang disepakati tahun lalu.
Rusia juga dilaporkan mulai mengirimkan jet tempur Mikoyan MiG-29 ke Aljazair di bawah kontrak pengadaan 50 unit jet tempur MiG-29 yang akan dipasok pada tahun 2020 serta pengiriman 4 unit pesawat serang darat Sukhoi Su-25 ke Irak.
Pada bulan September 2016 perusahaan Helikopter Rusia telah menandatangi kesepakatan dengan pemerintah Nigeria untuk menyediakan 12 unit helikopter multiguna Mi-35 yang akan dipasok ke pada tahun 2018 sebagai bagian program untuk memodernisasi Angkatan Bersenjata Nigeria.
Pada bulan Oktober 2016, Mesir telah menerima batch pertama dari Sistem Pertahanan Terintegrasi (OSD) Presiden-S. Sebanyak 3 unit telah dipasang di helikopter Mi-17 dan telah ambil bagian dalam operasi anti-teroris di negara itu.
ODS dirancang untuk melindungi pesawat dan helikopter dari yang serangan rudal, sistem pertahanan udara dan artileri anti-pesawat. Selain Mesir, puluhan sistem ini sesuai rencana akan dikirim ke Aljazair, India dan Belarus pada tahun 2016.
Rusia juga menyelesaikan pengiriman 11 unit helikopter Mi-28 NE Night Hunter ke Irak di bawah kontrak 2012-2013. Helikopter ini telah secara aktif berpartisipasi dalam operasi anti-teroris oleh militerIrak.
Pada bulan Oktober 2016, China menandatangani kontrak pengiriman dari sebanyak 224 mesin D-30KP2 senilai lebih dari US $ 658 juta yang diproduksi oleh Perusahaan NPO Saturn Rusia. Sebanyak 54 diantaranya akan diinstal pada pesawat angkut militer Ilyshin Il-76/78 yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Cina sementara sebanyak 170 unit akan dipasang di pesawat transportasi militer China yang baru Y-20.
Selain itu, pada bulan Oktober Rusia dan India telah menandatangani kesepakatan untuk produksi bersama helikopter Kamov Ka-226T. Para mitra telah berniat untuk memesan setidaknya 200 unit helikopter Ka-226T di India.
Diperkenalkan pada tahun 2002, helikopter seri Ka-226 dirancang oleh Biro Desain Kamov. Model Ka-226T dilengkapi dengan sistem navigasi yang telah diperbarui dan peralatan kontrol otomatis, serta pod misi yang bisa diganti, sehingga memiliki konfigurasi peralatan yang fleksibel.
Pada bulan November 2016, Moskow dan Beijing menandatangani kontrak pengiriman 2 unit pesawat amfibi Beriev Be-200 Rusia ke China dan menetapkan opsi untuk pengadaan 2 unit pesawat lagi. Penyerahan pesawat pertama yang cocok untuk misi pemadam kebakaran dijadwalkan pada tahun 2018. Pesawat ini seharga sekitar US $ 40 juta per unit.
Pada tanggal 23 November 2016, Rusia telah mengirimkan 4 unit jet tempur latih Yakovlev Yak-130 ke Belarus sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani antara Kementerian Pertahanan Belarus dan Irkut Corporation Rusia pada bulan Agustus 2015. Pada awal 2015, Belarus telah menerima 4 unit pesawat tersebut.