Selama kunjungannya ke Rusia, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyatakan tertarik dengan drone dan senapan sniper buatan Rusia, bahkan Rusia menyatakan bersedia menjual kapal selam Improved Kilo dari varian ekspor Project 636.1 kepada Filipina untuk meningkatkan program modernisasi militernya.
Namun Lorenzana menolak pengadaan kapal selam karena terlalu mahal dan militer Filipina belum membutuhkannya sekarang, dan lebih menginginkan akuisisi drone dan senapan sniper.
Meski pembicaraan kedua negara masih dalam tahap awal, Lorenzana mencatat Rusia sangat agresif dalam membangun kerjasama dengan Filipina. Namun kerjasama Filipina dan Rusia bukan dalam aliansi militer dan lebih difokuskan pada pelatihan militer, pertukaran personil dan tinjauan pengamat dalam latihan militer.
Lorenzana dan Menteri Luar Negeri Perfecto Yasay Jr. terbang ke Moskow baru-baru ini sesuai instruksi dari Presiden Duterte setelah Duta Besar Rusia Igor Khovaev memberikan rincian daftar bantuan militer yang bisa diberikan Rusia kepada Filipina.
Presiden Filipina telah menyatakan minatnya untuk mendapatkan senapan sniper dari Moskow, tapi Lorenzana mengatakan senjata tersebut belum tersedia selama kunjungannya ke Rusia.
Presiden Filipina kemungkinan akan memulai kunjungan kenegaraan ke Rusia pada bulan April atau Mei setelah berakhirnya musim dingin karena Duterte tidak tahan cuaca musim dingin di Rusia.