Militer China terus melatih para awak resimen pertahanan anti pesawatnya mengoperasikan sistem rudal S-300. Latihan tersebut selain semakin meningkatkan kesiapsiagaan personel juga untuk terus mengasah keterampilan dan kecepatan personel menyiapkan dan mengoperasikan sistem rudal pertahanan S-300 menghadapi segala ancaman di masa depan.
Sejak tahun 1993-2010 China menandatangani total lima kontrak kesepakatan dengan Rusia untuk mengakusisi 36 batalyon S-300 yang terdiri dari berbagai varian. Diantaranya adalah 8 batalyon S-300PMU, 12 batalyon S-300PMU1 dan 16 batalyon S-300PMU2.
Satu batalyon terdiri dari enam kendaraan peluncur dengan 12 rudal S-300 siap tembak dan satu kendaraan pengangkut sistem radar.
Harga untuk satu batalyon S-300 bervariasi, tergantung pada spesifikasi dan variannya, sekitar US$ 120 juta – 150 juta dollar AS. Dengan lima kali kontrak diperkirakan China mengeluarkan anggaran hingga US$ 1.8 – 2.25 milyar untuk membeli total 36 batalyon S-300.
S-300 adalah sistem rudal anti rudal balistik dan anti pesawat jarak jauh. Sepenuhnya mobile dan sangat mudah berpindah lokasi, S-300 mampu disiapkan dalam mode siap tembak hanya dalam waktu lima menit.
S-300 mampu melacak 100 target udara dan mengakusisi 12 target paling berbahaya secara bersamaan. Memiliki jangkauan tembak hingga 150 km, rudal S-300 mampu meluncur dan memburu rudal jelajah dan pesawat tempur musuh dengan kecepatan Mach 4, mengintersep sasaran yang terbang rendah menyusuri permukaan bumi maupun sasaran yang terbang tinggi hingga ketinggian 25 km.
JakartaGreater