Jet tempur F-35 Lighning II. (Foto: Angkatan Udara AS)
WASHINGTON – Lockheed Martin mendekati kesepakatan dengan Departemen Pertahanan pada batch F-35 kesepuluh, kata CEO perusahaan Marillyn Hewson saat bertemu Presiden terpilih Donald Trump dalam pertemuan kedua pada hari Jumat, seperti diberitakan Defense News.
“Aku senang punya kesempatan untuk mengatakan kepadanya bahwa kita sudah dekat dengan kesepakatan yang akan menurunkan biaya secara signifikan dari harga pesawat sebelumnya pada pesanan pesawat selanjutnya”, katanya kepada wartawan setelah meninggalkan pertemuan di Trump Tower, New York. “Saya juga memberinya ide tentang beberapa hal yang menurut kami bisa dilakukan untuk menurunkan biaya pada program F-35”.
Hewson menambahkan bahwa perusahaan bermaksud untuk meningkatkan fasilitas produksi di Fort Worth, Texas dengan 1.800 pekerjaan, meskipun ia tidak merinci apakah posisi tersebut adalah bagian dari rencana asli Lockheed untuk merampingkan produksi atau hasil dari kesepakatan dengan pemerintah.
Pemerintah memaksa Lockheed untuk menerima kontrak sebesar US $ 6,1 milyar pada batch kesembilan untuk pegadaan 57 pesawat, yang mana berarti harga satuan untuk F-35A di sekitar US $ 102 juta, sementara F-35B dan F-35C sekitar US $ 132 juta per unitnya. Kepala Program F-35, Letjend Christopher Bogdan kepada wartawan pada bulan Desember mengatakan bahwa ia memperkirakan harga turun lebih jauh, sekitar 6 sampai 7 persen, dalam kesepakatan batch 10 untuk pengadaan 90 unit jet tempur.
Juru bicara Kantor Program Bersama F-35, Joe DellaVedova menolak untuk mendefinisikan apakah JPO itu mendekati perjanjian kontrak dengan Lockheed.
“Negosiasi untuk batch pesawat f-35 berikutnya masih berlanjut, dan kantor program bersama tetap fokus untuk mendapatkan kesepakatan terbaik bagi Angkatan Bersenjata dan pelanggan”, katanya.
Hewson sebelumnya bertemu dengan Trump pada tanggal 21 Desember 2016 di resor Mar-A-Lago, Florida, sementara kepala Boeing Dennis Muilenburg mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden terpilih di hari yang sama. Dalam diskusi tersebut, Hewson memberi komitmen pribadinya kepada Trump untuk secara “agresif” menurunkan biaya Joint Strike Fighter.
“Saya melakukan percakapan yang sangat baik dengan Presiden terpilih Trump sore ini dan meyakinkannya bahwa saya pernah mendengar pesannya dengan jelas tentang mengurangi biaya F-35”, katanya dalam sebuah pernyataan.
Tapi beberapa hari kemudian, Trump mencuitkan sebuah tweet yang tampaknya menyerukan upgrade F/A-18 E/F Super Hornet, dengan biaya yang lebih kecil dari pembelian F-35 apabila mungkin.
“Berdasarkan biaya yang fantastis dan luar biasa besarnya biaya dari Lockheed Martin F-35, saya telah meminta Boeing untuk menawarkan harga F-18 Super Hornet yang sebanding!”, isi cuitan Trump pada 23 Desember 2016.