Reputasi salah satu tank terbaik di dunia, Leopard 2 benar-benar diuji dalam perang kota sesungguhnya di Suriah. Setidaknya 10 Leopard telah hancur dalam upaya Turki untuk merebut kembali kota strategis Al-Bab, yang terletak hanya 15 mil selatan dari perbatasan Turki.
Turki telah mengerahkan ribuan tentara untuk melakukan operasi serangan pada bulan September. Tapi meskipun dibantu oleh serangan udara pesawat-pesawat tempur Rusia dalam mendukung gerak maju pasukan Turki, tetap belum mampu untuk merebut kota yang dipertahankan dengan gigih oleh para militan.
Sedikitnya 10 tank Leopard hancur dan beberapa tank lainnya mengalami kerusakan dalam pertempuran di jalan-jalan di pinggiran al-Bab. Para pemberontak yang dilengkapi rudal anti tank TOW buatan AS dan rudal anti-tank Kornet buatan Rusia berhasil menahan serangan dari tank Leopard Turki.
Beberapa kritikus menilai tank Leopard tidak cocok dalam perang perkotaan, awal dirancangnya Leopard untuk menghadapi tank-tank Rusia di daratan utara Jerman yang luas sehingga sangat kesulitan menghadapi musuh yang bersembunyi dilorong-lorong kota yang sempit.
Beberapa lainnya mengkritik lapisan baja tank Leopard yang hanya tebal pada sisi depan dan turret, namun lemah pada sisi belakang dan samping yang membuat musuh bisa memanfaatkan kelemahan Leopard. Apalagi dengan tidak adanya sistem perlindungan aktif ataupun tambahan lapisan explosive reactive armour (ERA), membuat Leopard menjadi bulan-bulanan dalam perang kota.
Namun ada yang menilai kehancuran Leopard di Suriah karena kesalahan taktik dari militer Turki, tank setangguh apapun tidak akan berdaya tanpa dukungan dari pasukan infrantri dan unik Mekanik lainnya yang melindungi pergerakan tank destroyer.