Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Arab Saudi Mundur dari Pengembangan Sistem Rudal Grom-2 Ukraina

Tahun lalu diberitakan bahwa investor Arab Saudi secara diam-diam berinvestasi sekitar USD 40 juta pada pengembangan rudal balistik jarak pendek (SRBM) Ukraina, yaitu Grom-2 yang dirancang untuk bersaing dengan rudal Iskander milik Rusia. Dalam laporan terbaru menunjukkan bahwa Saudi telah memotong anggaran, yang mengarah kepada penghentian program, menurut Sputnik News.

Musim panas lalu, media Ukraina melaporkan bahwa insinyur militer dari Biro Desain Yuzhnoye dan pabrik kimia Pavlograd telah memulai pengembangan sistem Grom-2 (Thunder) menggunakan pendanaan dari klien asing.

Kemudian terungkap bahwa klien rahasia tersebut Saudi Arabia, yang berinvestasi sekitar satu miliar hryvnia (USD 40 juta) untuk desain dan pengembangan sistem rudal jarak pendek taktis darat-ke-darat.

Pada saat itu, para ahli berspekulasi bahwa Saudi sedang mencari sistem yang mampu menembakkan rudal balistik maupun rudal jelajah secara bergantian, dan Grom-2 dipilih pada awal 2000-an, dilengkapi dengan rudal darat-ke-darat dengan jangkauan 280 km dan diupgrade menjadi 500 km, meskipun ini ilegal di bawah perjanjian Missile Technology Control Regime, yang mana Ukraina sebagai pesertanya.

Akhir tahun lalu, dengan desain lebih maju, media Ukraina menyebut bahwa Grom-2 bisa menyerang Moskow. Sistem ini dikatakan sangat canggih yang akan mengubah keseimbangan kekuatan antara Ukraina dan Rusia, dan mengungguli rudal SRBM 9K720 Iskander yang mahal. Dengan lintasan rudal yang tak terduga akan membuatnya kebal terhadap sistem pertahanan udara Rusia, termasuk S-300 dan S-400, kata media Ukraina.

Sebuah lembaga Think-Tank, pada hari Kamis (19/01/2017) menyebut bahwa beberapa sumber yang terlibat secara langsung dalam pengembangan Grom-2, mengatakan bila proyek tersebut telah ditangguhkan dengan alasan kurangnya dana dari kerajaan Arab Saudi pada desain dan pengembangan tahap kedua.

Analis pertahanan, Ukraina dan Rusia, sekarang bertanya-tanya mengapa Arab Saudi memutuskan untuk membekukan dana pengembangan Grom-2 pada tahap ini. Arab Saudi sebelumnya berusaha untuk mendapatkan sistem SRBM dari Rusia dan Amerika (Iskander dan ATACMS), namun tidak berhasil.

Menurut perkiraan Andrei Frolov, bahwa kemungkinan Arab Saudi tidak puas dengan hasil riset dan pengembangan tahap pertama, mungkin juga karena Arab Saudi kehabisan dana, sedangkan kemungkinan lain adalah bahwa bisa jadi Ukraina mendapat tekanan dari sekutu barat untuk menghentikan pengembangan sistem tersebut.

JakartaGreater

Share:

Penulis: