Wellington/Tokyo- Australia dan Selandia Baru pada Selasa berupaya menyelamatkan perjanjian perdagangan Kerja Sama Lintas Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP) dengan mendorong China dan negara lain Asia bergabung dalam perjanjian tersebut.
TPP dikhawatirkan berhenti di tengah jalan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan keluar dari persekutuan beranggotakan 11 negara dengan nilai gabungan ekonomi setara 40 persen produk bruto dunia itu.
TPP, yang hingga kini belum disahkan lembaga legislatif Amerika Serikat, adalah pilar kebijakan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Asia.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebutnya sebagai mesin reformasi ekonomi dunia, yang akan berperan sebagai tandingan kebangkitan China.
Namun, penerus Obama, yang baru tiga hari duduk di kursi tertinggi Gedung Putih, Trump, pada Senin menandatangani keputusan presiden, yang secara resmi mengeluarkan Amerika Serikat dari TPP.
Dalam menanggapi keputusan ini, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull langsung menghubungi Abe, pemimpin Selandia Baru Bill English, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsein Long untuk membicarakan kelanjutan TPP tanpa Amerika Serikat.
“Keluarnya Amerika Serikat dari TPP adalah kehilangan besar. Tapi kami tidak akan menyerah, masih ada kemungkinan China akan bergabung dengan TPP,” kata Turnbull kepada para wartawan di Canberra pada Selasa.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa pihaknya siap berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Asia-Pasifik tanpa menyebut secara langsung apakah Beijing tertarik bergabung dengan TPP.
“Dalam situasi saat ini, apapun yang terjadi, kami akan tetap memperjuangkan jalur keterbukaan yang inklusif demi pembangunan berkelanjutan, melalui kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Hua.
Obama sendiri sengaja tidak mengundang China masuk dalam TPP untuk mendahului Beijing dalam upaya menetapkan aturan main perdagangan sekaligus memantapkan kepemimpinan Amerika Serikat di Asia.
China saat itu langsung mengusulkan kesepakatan tandingan bernama Wilayah Perdagangan Bebas Asia Pasifik (FTAAP) dan Kemitraan Ekonomi Terpadu Kawasan (RCEP).
Hua berharap RCEP, yang melibatkan negara Asia Tenggara, segera disepakati.
Di sisi lain, Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menyerahkan kepemimpinan mereka di Asia kepada China dengan keluar dari TPP.
“Kami masih mempunyai RCEP, yang meski perundingannya berlangsung alot, akan menemukan momentum jika TPP berhenti di tengah jalan,” kata English.
Australia membuka pintu bagi China dan Indonesia untuk bergabung dengan TPP yang sudah direvisi.
“Aturan di TPP membuka kemungkinan negara lain masuk. Yang saya tahu, Indonesia sudah menyatakan ketertarikan dan bisa pula China,” kata Menteri Perdagangan Australia Steven Ciobo kepada ABS pada Selasa.
Antara/Reuters