Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein akan memastikan tingkat kesiapan tempur Angkatan Udara Malaysia (TUDM) dan Angkatan Laut Malaysia (TLDM) dalam kondisi maksimal sebelum tahun 2020.
Dengan kemampuan dan kesiapan tempur yang tinggi diharapkan militer Malaysia dapat menghadapi segala ancaman yang bisa membahayakan keamanan Negara.
Untuk memenuhi segala peralatan tempur yang diinginkan dan dibutuhkan kedua Angkatan, Menhan Malaysia menyatakan akan memberi perhatian khusus. Hal tersebut dinyatakan Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein saat meresmikan Retreat Hala Tuju Kementerian Pertahanan.
Diantaranya adalah rencana pengadaan pesawat tempur medium multi-peran (MRCA) baru untuk menggantikan MiG-29N, apakah Eurofighter Typhoon atau pun Dassault Rafale akan diputuskan sebelum tahun 2020.
Langkah serupa juga akan dilakukan pada pengadaan Maritim Patrol Aircraft (MPA) generasi baru serta kapal Multi-role Support Ship (MRSS) untuk Angkatan Laut Diraja Malaysia (TLDM). Salah satu pilihan potensial kapal MRSS adalah kapal LPD dari PT PAL Surabaya, Indonesia.
TUDM membutuhkan setidaknya satu skuadron (18 buah) pesawat tempur MRCA baru dan empat buah pesawat patroli maritim (MPA) generasi terbaru, sementara TLDM membutuhkan setidaknya tiga kapal MRSS modern untuk menjamin kedaulatan negara.
Bahkan meski menghadapi kendala ekonomi negara yang dalam kondisi tidak menentu, Hishammudin tetap bersikeras akuisisi alutsista harus tetap dilakukan. “Bukan lagi soal optimis tapi kita perlu lakukan, namun kita juga sadar pembelian aset militer banyak dipengaruhi faktor keuangan negara,” jelasnya.
JakartaGreater (foto : Pinterest)