Bangkok – Petinggi militer tertinggi Amerika Serikat, Laksamana Harry Harris akan mengunjungi Thailand untuk menghadiri latihan militer pada bulan depan, yang Thailand sebut pada Rabu sebagai tanda membaiknya hubungan kedua negara.
AS mengurangi keberadaan mereka dalam Cobra Gold, sebutan untuk latihan militer multinasional terbesar tahunan di Asia, sebagai salah satu jalan pemerintahan Obama untuk menekan pemerintah Thailand agar mengembalikan demokrasi.
Hubungan sejak pihak junta militer merebut kekuasaan dalam kudeta 2014 meningkat dan mengarah kepada segera diadakannya pemilihan umum, dan saat Thailand semakin mendekati kekuatan besar regional itu, China.
Kedutaan besar AS mengonfirmasi Laksamana Harry Harris, panglima Komando Pasifik, akan membuka kegiatan Cobra Gold pada 14 Februari mendatang. Dalam dua tahun terakhir lebih banyak personel baru yang menghadiri latihan itu.
Kehadiran Harris itu direncanakan sebelum pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS, yang kebijakannya terhadap Asia dipantau dengan seksama setelah adanya potensi konfontasi dengan China terkait sektor perdagangan, Taiwan dan klaim di Laut China Selatan.
Kedutaan besar AS mengatakan Cobra Gold akan kembali ke pandangan dan skala awalnya begitu Thailand kembali berdemokrasi.
“Kami bersemangat untuk melihat kerjasama kami dimulai kembali dengan dikembalikannya pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis,” Melissa Sweeney, juru bicara kedutaan AS di Bangkok mengatakan kepada wartawan Reuters.
AS akan mengerahkan 3.500 orang dalam latihan itu.
Pihak militer Thailand mengatakan bahwa kehadiran Harris dalam Cobra Gold memberikan sebuah pertanda besar.
“Tidak biasanya seorang petinggi seperti Laksamana Harris menghadiri kegiatan yang demikian,” ujar Jenderal Thanchaiyan Srisuwan, kepala Pemimpin Staf Gabungan.
“Itu merupakan sebuah pertanda baik bagi hubungan Thailand dengan Amerika, dan menunjukkan bahwa AS mementingkan wilayah dan latihan ini,” kata dia kepada wartawan Reuters.
Thailand menjadi tuan rumah kegiatan itu sejak dimulai pada 1982 lalu.
Kegiatan yang akan dilaksanakan tahun ini akan diikuti oleh 8.333 orang personel dari 29 negara.
Ikatan Thailand dengan China menjadi makin kuat sejak kudeta 2014.
Para pejabat Thailand mengatakan pada Rabu pemerintah telah menyetujui anggaran sebesar 13,5 miliar baht (sekitar lima triliun rupiah) untuk membeli sebuah kapal selam dari China, mereka juga akan membeli sejumlah tank dan kendaraan lain dari negara yang sama.
Junta Thailand mengadakan sebuah referendum tahun lalu terkait konstitusi baru yang akan mengadakan pemilihan umum. Itu dijadwalkan akan dilakukan pada tahun ini namun diperkirakan akan diundur hingga 2018.
Antara/Reuters