Washington – Iran pada Minggu melakukan uji luncur peluru kendali balistik jarak menengah, yang meledak setelah meluncur 1.010 kilometer, ujar pejabat AS pada Senin, 30/1/2017.
Pejabat tidak menyebutkan namanya itu mengatakan uji tersebut dilakukan dari dekat Semnan, sebelah timur Teheran.
Pejabat itu menambahkan bahwa terakhir kali, jenis peluru kendali sama diujikan pada Juli 2016.
Gedung Putih mengatakan bahwa mereka mengetahui keterangan uji peluru kendali Iran tersebut.
“Kami memantaunya, kami mengetahui bahwa Iran meluncurkan misil itu. Kami mencari alasannya dan saya akan mencoba untuk memberikan info lebih nantinya,” ujar juru bicara Gedung putih Sean Spicer dalam jumpa pers.
Masih belum jelas apakah uji coba peluncuran itu mlanggar sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta Iran untuk tidak melakukan aktivitas terkait misil balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Senator Bob Corker, kepala Komite Hubungan Asing Senat AS, menyinggung Iran pada Senin dan mengatakan bahwa dia akan bekerjasama dengan anggota parlemen lain dan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk membuat Iran mempertanggungjawabkannya.
Berita tentang uji terbaru itu muncul saat Menteri luar Negeri perancis Jean Marc Ayrault tiba di ibu kota Iran dalam kunjungannya selama dua hari.
Ayrault berjanji bahwa Perancis akan bertindak sebagai pelindung kesepakatan nuklir Itan, mengatakan bahwa itu merupakan “kepentingan bersama” bahwa keputusan 2015 itu dipatuhi. Teheran sepakat untuk mengurangi program nuklir mereka sebagai ganti pencabutan sejumlah sanksi.
Dia mengatakan bahwa meskipun Iran menjunjung pasal-pasal dalam kesepakatan itu, mereka masih melakukan uji coba sejumlah misil balistik.
Antara/Reuters
