Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Menteri Pertahanan AS Perintahkan Segera Tinjau Ulang F-35 dan Air Force One

WASHINGTON – Menteri Pertahanan AS telah memerintahkan peninjauan langsung dari rekapitalisasi Force One dan program Lockheed Martin F-35, sebagai tindaklanjut ancaman Presiden Donald Trump sebelumnya untuk menurunkan biaya dari kedua platform.

Sebagaimana dilansir dari Flight Global, dalam memo tanggal 26 Januari, Menteri Pertahanan James Mattis memerintahkan wakilnya untuk memeriksa cara mengurangi biaya program F-35 dan pengganti Air Force One. Saham Lockheed turun tajam menyusul pengumuman Mattis tersebut.

Di bawah ulasan rekapitalisasi pesawat kepresidenan, Markas Militer Gedung Putih dan wakil sekretaris akan mengidentifikasi daerah-daerah tertentu di mana biaya dapat dipotong. Hal ini dapat mencakup operasi otonom, pembangkit listrik pesawat, pendingin, kemampuan bertahan dan komunikasi, menurut pernyataan memo itu.

Meskipun Trump telah mengkritik seluruh program F-35, peninjauan hanya akan mempertimbangkan varian F-35C, yang menyumbang pangsa terkecil dalam catatan program Lockheed. Super Hornet perlu ketapel untuk meluncur dari kapal induk dan tidak akan mampu menggantikan varian F-35B STOVL.

“Secara bersamaan, wakil menteri pertahanan akan mengawasi review yang membandingkan kemampuan operasional F-35C dan F/A-18E/F dan menilai sejauh mana perbaikan F/A-18E/F (Super Hornet Advanced) dapat dibuat dalam rangka untuk memberikan persaingan biaya yang efektif sebagai alternatif pesawat tempur”, tulis Matti.

Keputusan untuk mengadu F-35C dengan Super Hornet Advanced menindaklanjuti cuitan Trump pada 21 Desember 2016, yang menyebut biaya program F-35 diluar kendali dan menyarankan agar Boeing menawarkan harga sebuah “Super Hornet” yang sebanding.

Bahkan sebuah Super Hornet canggih tak mampu bersaing dengan F-35 dalam kemapuan siluman, Flight Global sebelumnya mencatat bahwa F/A-18E/F secara alami bisa memberikan pengganti kemampuan semi-siluman untuk varian F-35C. Super Hornet masih bisa tampil baik menghadapi ancaman yang kurang canggih.

Pertarungan Super Hornet dan F-35 sudah memiliki beberapa dampak. Pada bulan November 2016, Kanada mengumumkan bahwa pemerintahnya akan membeli 18 unit Boeing F/A-18 Super Hornet untuk menutupi gap kemampuan udara yang ada saat ini dan kemudian memulai kompetisi terbuka untuk menggantikan armada tua jet tempur CF-18.

Varian F-35C dapat mewakili keuntungan kecil dari produksi Lockheed, tapi setiap keputusan oleh Angkatan Laut AS untuk mengurangi atau membatalkan pembelian akan memicu kenaikan biaya yang signifikan untuk Angkatan Udara AS, Korps Marinir dan mitra internasional yang terlibat dalam program bersama, seperti yang dikatakan oleh analis Pusat Strategi dan Studi Internasional, Andrew Hunter awal pekan ini.

“Meskipun telah ada beberapa perubahan pada mitra internasional, secara keseluruhan itu berlangsung sangat baik selama beberapa tahun terakhir”, kata Hunter. “Tapi jika Angkatan Laut membatalkannya maka akan memiliki dampak yang sangat besar pada biaya per unitnya”.

JakartaGreater

Share:

Penulis: