YANGON – Setelah memutuskan untuk membeli 16 unit jet tempur multirole JF-17 Thunder pada tahun 2015, Myanmar kini dalam negosiasi lanjutan dengan Pakistan untuk lisensi membuat jet tempur generasi ketiga, menurut sumber di industri pertahanan Yangon dan sumber yang dekat dengan Angkatan Udara Myanmar (MAF) kepada IHS Jane di pertengahan Januari.
Jika kesepakatan tercapai, tawaran Myanmar untuk memproduksi jet tempur bermesin tunggal yang dikembangkan bersama oleh Pakistan Aeronautical Complex (PAC) dan Chengdu Aerospace Corporation (CAC)Â China bisa menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya Myanmar untuk memperluas industri pertahanan lokal. (IHS Jane, Rabu)
Sebagai langkah MAF keluar dari armada usang F-7M Airguard dan jet tempur A-5C ‘Fantan’ yang dibeli dari Cina pada tahun 1990-an, lisensi produksi dari JF-17 Thunder juga berarti bahwa pesawat kemungkinan akan menjadi tunggangan utama Angkatan Udara Myanmar pada dekade mendatang sama seperti yang tampak dalam Angkatan Udara Pakistan (PAF).
Setidaknya 70 unit jet tempur dalam pelayanan dengan PAF, dimana pesawat pertama memasuki layanan pada tahun 2009. Berharap bahwa PAF akan menambah hingga 150 unit jet tempur JF-17 Thunder di tahun-tahun mendatang.
Enam belas unit JF-17 yang diimpor oleh Myanmar diharapkan untuk masuk ke layanan dengan MAF akhir tahun ini. Berbicara pada kondisi anonimitas, sumber mengatakan kepada IHS Jane bahwa pesawat ini adalah varian Blok II, pertama kali diluncurkan dari pabrik Kamra PAC di tahun 2015, berbeda dengan varian Blok I, varian Blok II memiliki kemampuan pengisian bahan bakar diudara dan upgrade avionik serta sistem elektronik.
Tidak dijelaskan apakah pengiriman berikutnya ke Angkatan Udara Myanmar akan mencakup varian Blok III yang jauh lebih maju seperti yang diproduksi di Kamra sejak tahun lalu.
Sumber mengatakan kepada IHS Jane bahwa dalam konteks negosiasi pada produksi berlisensi, Myanmar berusaha untuk menghasilkan pesawat tempur JF-17 varian Blok III.