Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (TLDM) telah merilis gambar baru melalui akun twitter @RMN_LCS yang menunjukkan beberapa peralatan untuk Proyek Littoral Combat Ship (LCS) Gowind kedua telah melewati Pengujian Penerimaan Pabrik (FAT). Enam frigat siluman sedang dibangun oleh Boustead Heavy Industries Corporation (BHIC) Berhad sebagai bagian dari Program Littoral Combat Ship (LCS)/Kapal Patroli Generasi Kedua (SGPV). (Navy Recognition, 02/02/2017)
Gambar diatas menunjukkan Variable Depth Sonar (VDS) CAPTAS-2 buatan Thales dan salah satu dari dua shaft (poros) dengan variable pitch propeller.
Menurut Thales, Variable Depth Sonar (VDS) CAPTAS-2 terdiri teknologi inovatif tercanggih yang menyediakan level sumber tinggi dalam array kompak. Selanjutnya, sistem sonar yang unik dari Thales ini sangat ideal untuk pertahanan torpedo.
Thales adalah pemimpin Eropa dalam radar laut dan nomor satu dunia untuk sistem sonar bawah laut.
Sonar variabel kedalaman CAPTAS-2 buatan Thales. (Foto: @RMC_LCS)
Dalam operasional dilaut, sistem sonar ini banyak digunakan terutama oleh angkatan laut, keluarga CAPTAS secara de-facto menjadi standar sonar variabel kedalaman frekuensi rendah di dunia dengan basis instalasi terbesar.
Hal ini yang menjadi alasan mengapa VDS frekuensi rendah digunakan dalam pelayanan NATO termasuk Angkatan Laut Norwegia, Angkatan Laut Royal Saudi, Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Angkatan Laut Perancis, Angkatan Laut Italia, Angkatan Laut Maroko dan Angkatan Laut UEA. CAPTAS juga telah dipilih oleh Angkatan Laut AS sebagai Demonstrasi Model Lanjutan (ADM).
Berdasarkan desain korvet DCNS Gowind 2500 (juga dipilih oleh Angkatan Laut Mesir), LCS Angkatan Laut Kerajaan Malaysia masa depan akan sedikit lebih besar dan dengan demikian diklasifikasikan sebagai frigat, memiliki panjang 111 m dan bobot 3.100 ton. Kapal pertama dari kelas ini direncanakan akan meluncur dan terapung melalui platform pada bulan Desember 2018.