NEW YORK – US Army (Angkatan Darat AS) akan menggunakan sistem Anti Kendaraan Udara Nirawak (C-UAV) baru untuk melindungi ancaman ‘rendah dan lambat’ di medan perang. (IHS Jane, 03/02/2017)
Angkatan Darat AS (US Army) sedang mencari melindungi pasukan di lapangan dari drone ‘rendah dan lambat’ yang sedang berkembang di seluruh dunia. (Foto: UAV Solutions)
Sebuah kontrak senilai USD 65 juta diberikan kepada Syracuse Research Corporation (SRC) pada tanggal 31 Januari 2017 yang meliputi pengembangan, produksi, integrasi, pengiriman, penyebaran, dan pemeliharaan berkelanjutan hingga 15 set “untuk memenuhi persyaratan misi pada fase percepatan kebutuhan operasional gabungan yang mendesak”, kata Departemen Pertahanan (DoD).
Sebagaimana dicatat oleh DoD bahwa tawaran dari SRC adalah satu-satunya yang diterima. Pekerjaan akan dilakukan di North Syracuse, New York, dengan perkiraan tanggal penyelesaian adalah 30 Januari 2018.
SRC adalah perusahaan penelitian dan pengembangan nirlaba yang “menerapkan sains, teknologi dan informasi untuk memecahkan tantangan terbesar di bidang pertahanan, lingkungan dan intelijen” kata situs perusahaan tersebut.
Pada kontrak yang berikan US Army tersebut, SRC akan bermitra dengan DRS Technologies Inc.
SRC telah mengembangkan sistem C-UAV yang disebut Silent Archer yang telah siap secara operasional dan terbukti di lapangan. Silent Archer mendeteksi, melacak, mengklasifikasi, mengidentifikasi dan mengganggu UAV kecil yang merupakan subjek dari upaya terbaru US Army.
“Kontrak sistem anti kendaraan udara nirawak Silent Archer (C-UAS) SRC ini menawarkan gabungan radar TRL 8/9 dan sistem peperangan elektronik (EW), kamera, dan layar 3D untuk mengalahkan drone musuh, apakah berupa target tunggal ataupun gerombolan”, menurut SRC.
“Sistem ini menyediakan ruang, frekuensi dan kemampuan intai optik untuk mendeteksi, melacak, mengklasifikasikan dan mengidentifikasi ancaman udara. Ini juga murah, metode elektronik beresiko rendah yang mengganggu UAV, seperti kemacetan link komunikasi antara operator dan pesawat”, menurut catatan website perusahaan.
Mereka juga menambahkan bahwa SRC telah berhasil menunjukkan kemampuan sistem Silent Archer untuk mendeteksi, melacak, mengidentifikasi dan mengalahkan UAV dalam ajang ujicoba C-UAV yang disponsori pemerintah seperti ajang Black Dart yang diselenggarakan oleh Joint Integrated Air and Missile Defense Organization (JIAMDO), Army Warfighting Assessment (AWA), Network Integration Evaluation (NIE), dan Maneuvers and Fires Integrated Exercise (MFIX).