WASHNGTON – Sebuah kajian ulang yang diluncurkan Pentagon untuk membandingkan Joint Strike Fighters F-35C versi kapal induk dengan F/A-18E/F Super Hornet akan melibatkan penerbang Korps Marinir dan pesawat, kata Wakil Komandan Penerbang Korps Marinir AS pada hari Rabu. (Defense Tech)
Berbicara kepada wartawan di Washington DC, Letjend Jon Davis mengatakan bahwa kajian ulang tersebut, ditugaskan oleh Menteri Pertahanan Jim Mattis pada tanggal 26 Januari, akan mempelajari dua pesawat secara “apple-to-apple” untuk menentukan apakah jet tempur generasi keempat Super Hornet dapat mengisi celah dari jet tempur F-35C terbaru.
“Memang benar, bahwa Super Hornet Blok 3 di adu melawan F-35C”, kata Davis. “Ini untuk jet tempur kapal induk yang akan datang”.
Korps Marinir, menurut Davis, telah membeli 10 unit F-35C dari 67 unit yang direncanakan dan memiliki enam unit pada landas pacu di Skuadron Latih Tempur 501 Angkatan Laut di Beaufort, Carolina Selatan.
Sementara Angkatan Laut AS berencana untuk membeli sebagian besar F-35C hingga 260 unit, Korps Marinir telah melaju ke depan layanan lainnya untuk menambah sejumlah F-35. Varian F-35B jump jet adalah yang pertama untuk mencapai kemampuan operasional awal pada bulan Juli 2015.
Davis mencatat bahwa Korps Marinir juga memiliki porsi yang signifikan dari kebijakan dalam program kelembagaan.
“Saya mungkin memiliki pilot F-35 paling berpengalaman di departemen Angkatan Laut yang menjadi staf saya sekarang”, katanya.
Davis mengatakan bahwa produsen F-35, Lockheed Martin dan pembuat Super Hornet,Boeing akan memiliki kesempatan untuk membuat peruntungan pada pesawat mereka.
Namun, kata dia, ia mengharapkan studi lebih lanjut untuk memvalidasi kebutuhan pada teknologi canggih F-35C yang dikerahkan pada kapal induk di masa depan.
“Saya pikir itu akan menjadi studi yang baik, dan menurut saya, kita mungkin harus memvalidasi pentingnya memiliki pesawat generasi kelima di luar sana sebagai busur bangsa kita”, katanya.
Jika F-35C gagal dalam tinjauan ulang, kemampuan generasi keempat Super Hornet mungkin akan menjadi masalah, kata Davis, dan menyebut langkah tersebut akan membatasi kemampuan pesawat untuk disebarkan di beberapa situasi.
“Kami tidak akan mundur, kita akan terus maju”, katanya. “Angkatan Laut AS dan Korps Marinir yang dikerahkan, dan kami ingin memastikan Marinir dan pelaut kita memiliki taring yang terbaik apabila hal buruk terjadi. Dan itu adalah pesawat generasi kelima”.