SEOUL – Indonesia dan Korea Selatan meresmikan kantor manajemen program bersama untuk melakukan konsultasi terkait program pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X pada hari Rabu, 8 Februari 2017, menurut keterangan Badan Pengadaan Pertahanan Korea Selatan. (Yonhap News)
“Pembukaan kantor manajemen program bersama tidak hanya akan membantu kedua negara untuk saling bertukar pandangan mengenai isu-isu yang tertunda selama proyek pengembangan KF-X/IF-X, tetapi juga memungkinkan mereka untuk secara efektif menyempurnakan perbedaan”, kata Jung Kwang-sun, direktur umum Group Program KF- X/IF-X untuk Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dalam sebuah pernyataan.
Kantor manajemen program bersama ini di dirikan di daerah Sacheon, sekitar 437 kilometer sebelah tenggara Seoul.
Foto diatas diambil pada tanggal 8 Februari 2017, dan disediakan oleh Defense Acquisition Program Administration (DAPA), pejabat Indonesia (tengah) dan dua pejabat Korea Selatan (Kiri dan Kanan) hadir dalam upacara pembukaan Kantor Manajemen Program Bersama KF-X/IF-X di Korea Selatan.
Seoul dan Jakarta telah menandatangani kesepakatan bersama senilai 8,1 trilyun won (USD 7,1 milyar) untuk mengembangkan pesawat tempur generasi 4,5 yang diberi nama Korean Fighter X (KF-X) dan Indonesian Fighter X (IF-X) pada bulan Januari tahun lalu, dimana Indonesia berinvestasi sebesar 1,7 triliun won (20 persen saham) dalam proyek tersebut.
Proyek ini dikembangkan oleh DAPA dan Korea Aerospace Industries Co (KAI) yang mewakili Korea Selatan, serta Indonesia diwakili oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI), kata juru bicara itu.
Hingga saat ini, perusahaan penerbangan milik pemerintah Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), telah mengirimkan 74 orang insinyur dan para pejabat ke KAI untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan, tambahnya lagi.
Tahap desain awal untuk KF-X/IF-X telah dimulai pada bulan Desember dan diharapkan akan selesai pada kuartal kedua tahun 2018. Sebuah prototipe KF-X/IF-X akan melakukan terbang perdana pada tahun 2021 atau 2022, dengan pengiriman dijadwalkan sekitar tahun 2025, menurut DAPA.
Militer Korea Selatan membutuhkan lebih dari 100 unit jet tempur KF-X, sementara Indonesia membutuhkan sedikitnya 50 unit jet tempur IF-X. Akan ada sedikit perbedaan kecil dalam hal sistem operasi yang akan digunakan antara kedua jet tempur tersebut, menurut keterangan sumber-sumber resmi.
Setelah pesawat-pesawat itu memasuki tahap operasional, jet tempur KF-X akan menggantikan jet tempur F-4 dan F-5 milik Korea Selatan. Jet tempur next-generation sepanjang 16 meter yang sedang dibangun akan memiliki kecepatan hingga 1,97 Mach (2.400 km/jam). Pesawat ini mampu membawa sistem radar dan peralatan elektronik yang lebih canggih dibandingkan dengan pesawat KF-16.
Seoul telah meningkatkan kemampuan pertahanannya terhadap ancaman nuklir dan rudal yang lebih baik melawan Korea Utara dalam dekade terakhir. Tahun lalu saja, Pyongyang telah melakukan dua kali uji coba nuklir dan serangkaian uji peluncuran rudal balistik.
Pejabat Korea Selatan sedang melihat model pesawat KF-X yang ditampilkan dalam pameran yang diadakan Angkatan Udara Korea Selatan. (Foto: Yonhap News)