Presiden AS Donald Trump bisa segera menandatangani penjualan rudal presisi dipandu berteknologi tinggi ke Arab Saudi dan Lockheed Martin F-16 ke Bahrain. (Sputnik News)
Jika sumber kongres dari Washington Examiner benar, maka pembelian itu akan mendapatkan persetujuan secepatnya. Rudal yang dipesan oleh Riyadh hampir senilai 300 juta dollar, sedangkan F-16 pesanan Bahrain akan menjadi bagian dari paket bernilai milyaran dolar, demikian menurut laporan Washington Examiner.
Para pendukung kesepakatan penjualan berpendapat bahwa Arab Saudi dapat memberikan kontribusi besar dalam memerangi ISIS. Penjualan bisa membantu “sekutu kunci” di Teluk melawan ancaman keamanan regional yang ditimbulkan oleh Teheran dan ISIS, kata seorang pejabat kepada media tersebut.
Kesepakatan untuk penjualan 19 unit jet tempur F-16 kepada Bahrain tersebut bernilai hampir 3 milyar dollar, menurut laporan Bloomberg pada bulan September 2016. Kontraktor pertahanan dapat menyebarkan taktik “tangan besi” kepada pemerintah.
“Jika kesepakatan penjualan jet tempur F-16 tersebut tidak diijinkan, maka kami akan mengambil risiko yang sangat nyata dengan menghentikan lini produksi F-16 tersebut”, demikian kata juru bicara Lockheed Martin, Michael Rein.
“Jika Bahrain memilih mencari jet tempur ke tempat lain, hal tersebut akan merusak usaha AS selama ini dan melemahkan pengaruh AS di wilayah tersebut”, ujar Loren Thompson, seorang analis pertahanan di Lexington Institute kepada Bloomberg. Pabrik Lockheed Martin yang ada di Fort Worth, Texas, telah memproduksi jet tempur F-16 selama lebih dari 45 tahun.
Presiden Barack Obama telah menunda dua tawaran pembelian yang disebutkan di atas pada bulan-bulan terakhir masa jabatannya, mengutip kekhawatiran atas pelanggaran hak asasi manusia.
Para analis menyarankan bahwa keputusan Obama untuk membatalkan penjualan senjata ke Riyadh kemungkinan sebagai respon terhadap tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh Arab Saudi di Yaman, yang telah menewaskan sekitar 10.000 warga sipil.