PT Dirgantara Indonesia dan Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak produksi Roket R-Han 122B pada 14/2/2017, seperti yang dilansir oleh Akun Instagram PT DI.
Penandatanganan kontrak produksi ini dilakukan oleh Direktur Utama PT DI Budi Santoso dan Dirjen Pothan Kementerian Pertahanan, Sutrimo. Penandatanganan ini disaksikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebagai Lead Integrator Program First Article dan sertifikasi roket R-Han-122B untuk memproduksi 60 unit roket tersebut pada tahun 2017.
Penandatanganan kontrak Roket R-HAN 122B. Maju terus Industri Strategis Indonesia. #Indonesia #Indonesian #Aerospace #ptdi #BUMN #karyaanakbangsa
Sebuah kiriman dibagikan oleh PT Dirgantara Indonesia (@officialptdi) pada
https://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2017/02/embeds.js
Berawal pada tahun 2007, Kementerian Riset dan Teknologi membentuk Tim D230 untuk mengembangkan roket berdiameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 kilometer. Prototipe roket D-230 ini dibeli Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk memperkuat program seribu roket. Pemerintah membentuk Konsorsium Roket Nasional dengan ketua konsorsium PT Dirgantara Indonesia (DI), sebagai wadah memasuki bisnis massal yang sudah ada sejak 2005, seperti dilansir oleh id.wikipedia.org.
Konsorsium beranggotakan sejumlah industri strategis yang mengerjakan bermacam komponen roket. Di dalam konsorsium terdapat PT Pindad yang mengembangkan launcher dan firing system. Kemudian juga PT Dahana menyediakan propellant, PT Krakatau Steel mengembangkan material tabung dan struktur roket. PT Dirgantara Indonesia membuat desain dan menguji jarak terbang.
Roket ini menggunakan 24 peluncur dengan format 8×3 yang dipasang diplatform mesin Mercedes Benz dengan body yang didesain dan dibangun oleh Indonesia. Kabin pengangkut mengakomodasi persiapan penembakan dan peralatan pendukung penembakan.
Menurut Armyrecognition.com, jarak penembakan roket ini 23 km dan tentunya akan terus dikembangkan oleh Indonesia.