Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Geo Politik Dunia dan Babak Baru Hubungan Indonesia – Arab Saudi

Dr Yon Machmudi : Perubahan politik dunia, terutama di Amerika Serikat yang sedang kurang bersabahat dengan Islam dan Timur Tengah, juga menjadikan kunjungan ini menjadi penting.

Pertemuan Perdana Menteri India, Shri Narendra Modi dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (Photo : Narendra Modi)
Geo Politik Dunia dan Babak Baru Hubungan Indonesia - Arab Saudi 1

Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai telah saatnya Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mengunjungi Indonesia. “Tentu kan itu pertamanya membalas kunjungan Presiden Indonesia yang sudah berkali-kali, barangkali Presiden Indonesia setidaknya sudah 25 kali ke Arab Saudi,” ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 24/2/2017.

Wapres berpendapat bahwa wajar jika Raja Salman membawa delegasi besar yang beranggotakan lebih dari seribu orang karena sudah 47 tahun tidak ada Raja Arab Saudi yang berkunjung ke Indonesia. “Baru dibalas ini, jadi dibalasnya perasaan besar supaya seimbang. Jadi gitu pikirannya,” katanya.

Raja Salman akan berkunjung ke Indonesia 1 hingga 9 Maret 2017, dan selain bertemu Presiden Joko Widodo di Jakarta, juga akan ke Bali untuk beristirahat.

“Ini juga disertai dengan keinginan beristirahat, jadi biasa Raja Saudi itu beristirahat di Indonesia, kita menyambut baiklah,” ujar Wapres.

JK mengatakan tujuan utama Raja Arab Saudi ke Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, terutama di luar sektor migas.

Kedatangan Raja Arab Saudi Salman al-Saud ke Indonesia pada 1 Maret 2017 akan menjadi kunjungan pertama penjaga dua kota suci Umat Islam, Mekkah dan Madinah, setelah 47 tahun, yakni kali terakhir pada 1970.

Presiden Akan Jemput di Bandara

Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo akan menjemput langsung tamu negara di Bandara, yang biasanya cukup dilakukan di Istana Kepresidenan, baik itu di Istana Merdeka maupun di Istana Bogor.

Sejarah pertama saat kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud pada 1 Maret 2017, di mana Presiden Jokowi akan langsung menjemput di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

“Kenapa ini dilakukan, karena ketika berkunjung ke Arab Saudi, Presiden Jokowi dijemput di pintu pesawat oleh Raja Salman,” ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung ketika konferensi pers pada 21/2/2017.

Menurut Pramono, Presiden Jokowi langsung menjemput ke bandara ini untuk menunjukkan hubungan Indonesia dan Arab Saudi yang sangat dekat, sangat erat dan sangat akrab.

“Kunjungan Raja Salman ke Indonesia ini sungguh akan merupakan kunjungan kehormatan bagi bangsa Indonesia dan juga sekaligus menunjukkan keakraban, keeratan antara pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Arab Saudi,” katanya.

Dalam kunjungannya ini, Raja Salman akan membawa rombongan yang besar, sekitar 1.500 orang, dan akan melakukan kunjungan kenegaraan selama sembilan hari, yakni 1-9 Maret 2017, di mana 1-3 Maret sebagai kunjungan kenegaraan dan 4-9 Maret berlibur di Bali.

“Kunjungan ini membawa rombongan terbesar kurang lebih 1.500 orang, 10 menteri, 25 pangeran,” ujar Pramono.

Indonesia dan Arab Saudi akan melakukan penandatanganan kesepakatan, di antaranya penandatanganan investasi perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, dengan Pertamina untuk pembangunan kilang minyak di Cilacap dengan nilai 6 miliar dolar AS.

Selain itu, juga akan ada project lain yang akan ditandatangani, kurang lebih sebesar 1 miliar dolar AS dan project-project lainnya.

Pramono mengungapkan bahwa Presiden berharap investasi Arab Saudi ini secara keseluruhan dapat sampai dengan 25 miliar dolar AS.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan peningkatan kerja sama ekonomi menjadi agenda utama kunjungan Raja Salman beserta delegasinya ke Indonesia.

“Kerja sama ekonomi menjadi agenda utama Raja Salman beserta delegasi ke Indonesia. Akan banyak, tapi akan saya simpan dulu sampai Raja hadir,” kata Menteri Retno usai menghadiri Raker Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir menambahkan kunjungan Raja Salman terkait dengan realisasi penambahan kuota haji serta pelindungan WNI baik yang bermukim maupun saat menunaikan ibadah haji dan umrah.

AM fachir berharap kedatangan Raja Salman dan rombongannya yang juga akan berlibur ke Bali selama enam hari akan menjadi promosi tersendiri bagi sektor pariwisata sehingga akan memperbanyak turis-turis dari negara-negara Timur Tengah (Middle East) akan datang ke Indonesia.

“Tentu saja jangan dilihat bahwa kemudian liburan ke Bali itu sesuatu, (tapi lihat) itu (sebagai) promosi luar biasa. Bayangkan, Indonesia menjadi rangkaian kegiatan kunjungan Raja Saudi ke Asia dan Indonesia paling lama,” kata Fachir saat mendampingi Pramono Anung konferensi pers, Selasa (21/2/2017).

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap rencana liburan Raja Salman ke Bali akan semakin membuat destinasi Pulau Dewata itu ‘naik daun’.

Pamor dan popularitas Bali diyakini langsung menanjak tajam, karena kedatangan tokoh dunia yang sangat berpengaruh seperti Raja Salman dan merupakan promosi yang luar biasa efektif.

Menteri bahkan mengucapkan selamat datang di Indonesia bagi Raja Arab Saudi.

Kunjungan Raja Salaman Sangat Penting

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Dr Yon Machmudi menilai kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pada 1-9 Maret 2017 memiliki arti penting dan strategis bagi kedua negara.

“Mengapa kunjungan ini sangat penting? Ini dapat dilihat dari dua hal. Pertama, kunjungan ini adalah yang pertama bagi Raja Saudi setelah hampir 47 tahun ini tidak ada kunjungan ke Indonesia,” ujarnya di Jakarta, 24/2/2017t.

Padahal, kata dia, sejak Orde Baru beberapa Presiden Indonesia telah melakukan beberapa kali kunjungan yang dimulai dari Gusdur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, maupun Jokowi.

Menurut Yon, tidak adanya kunjungan Raja Saudi sejak tahun 1970 hingga saat ini adalah sesuatu yang janggal.

Kedua, lanjut dosen Program Studi Arab UI itu, perubahan politik dunia, terutama di Amerika Serikat yang sedang kurang bersabahat dengan Islam dan Timur Tengah, juga menjadikan kunjungan ini menjadi penting.

Kebijakan Presiden Trump yang diskriminatif terhadap Islam dan Timur Tengah membuat ketidaknyamanan bagi para investor Timur Tengah. “Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia mulai dilirik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah,” tutur peraih gelar PhD dari The Australian National University itu.

Rencananya, dalam kunjungan ke Indonesia, Raja Salman akan membawa 1.500 anggota delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.

Yon menilai, sejak kepemimpinan Raja Abdullah (2005-2015) telah terjadi pergeseran arah politik luar negeri Arab Saudi dengan menjadikan Asia sebagai mitra alternatif menggantikan hegemoni Barat (Amerika).

“Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, di mana pada 2050 akan masuk empat besar raksasa ekonomi dunia sangat berpotensi menjadi alternatif bagi para investor Saudi,” ujarnya.

Antara

Share:

Penulis: