Surabaya – Pembangunan Kapal Cepat Rudal 60 meter atau KCR-60M PT PAL Indonesia pesanan Kementerian Pertahanan RI memasuki tahap kedua, dari proses pemotongan plat pertama pada 2 Februari 2017.
Direktur Pembangunan Kapal Perang dan Niaga PT PAL Indonesia Turitan Indaryo di Surabaya, Jawa Timur, 9/3/2017mengatakan tahap kedua atau yang disebut dengan “keel laying” merupakan salah satu tahap dari total lima tahap dalam proses pembangunan kapal cepat.
Ia mengatakan progres tahapan yang juga dikenal dengan peletakan lunas kapal itu saat ini mencapai 38,09 persen dari target yang ditentukan Kemenhan sebesar 21,9 persen, atau lebih cepat dari target yang ditentukan tanggal 28 April 2017.
“Artinya apa yang kami kerjakan hari ini lebih cepat 16,18 persen dari target yang ditentukan tanggal 28 April 2017,” kata Turitan, ditemui usai proses resmi peletakan lunas kapal di PT PAL Surabaya.
Sementara untuk target penyelesaian seluruh kapal, kata Turitan diharapkan selesai pada akhir 2017 dengan kontrak target sebelumnya Juli 2018, atau lebih cepat dari perjanjian kontrak.
Ia mengatakan, upaya pengerjaan pesanan secara cepat itu dilakukan oleh PT PAL Indonesia untuk membuktikan bahwa produk dalam negeri mampu bersaing dalam hal waktu maupun kualitas.
“Meski dikerjakan secara cepat, kulitas tetap kami perhatikan dan menjadi bagian penting, sebab kami menggunakan sistem pembangunan melalui empat starting point dengan pendekatan sistem modular,” katanya.
Empat sistem pembanguan itu, kata Turitan masing-masing “enginee room” atau pengerjaan bagian mesin, kemudian “cargo hold” atau pengerjaan tempat untuk pemadatan muatan di atas kapal, berikutnya “accomodation bridge” atau akomodasi anjungan, serta “wheel house” atau konstruksi bangunan diatas kapal.
Ia menyebutkan, pembangunan kapal menggunakan empat sistem itu sesuai dengan dasar pembangunan melalui Kontrak Nomor KTR/828/PDN/Xll/2015/AL Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan.
Sebelumnya, pesanan kapal perang jenis patroli KCR 60M ini merupakan kontrak kerja sama kedua Kemenhan dengan PT PAL Indonesia, sebab sebelumnya pada tahun 2014 telah menyelesaikan tiga kapal serupa yang kini telah memperkuat matra laut nasional.
Namun demikian, pesanan keempat ini memiliki beberapa perbedaan dan kunggulan sesuai keinginan TNI Angkatan Laut, seperti adanya penambahan sistem senjata yang lebih terintegrasi dan mempunyai stabilitas prima.
Selain itu, memiliki panjang 60 Meter dengan draft 2,5 2,6 meter (full load) dengan bobot 500 ton, serta memiliki kecepatan patroli 15 knot dengan kemampuan jelajah 20 knot hingga 28 knot, dan jarak jelajah 2.400 nM serta mampu bertahan berlayar selama lima hari dengan kekuatan mesin mesin 2 X 5,100 BHP.
Menanggapi cepatnya proses pembangunan KCR60 M, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Laksamana Muda TNI Leonardi mengapresiasi, dan berharap adanya kerja sama ketiga yang mampu dikerjakan lebih cepat kembali.
“Kami ingin PT PAL Indonesia mengambil pelajaran dari setiap pesanan Kemenhan, sehingga mampu dikerjakan lebih bagus dengan menyempurnakan bagian yang kurang sempurna pada pesanan sebelumnya,” katanya.
Leonardi mengatakan kebutuhan secara nasional kapal perang cepat untuk seluruh wilayah Indonesia mencapai 43 unit, dan akan dipenuhi secara bertahap hingga tahun 2024.
“Saat ini dengan pesanan KCR60 M, total TNI AL memiliki empat unit dan secara bertahap akan melakukan kontrak lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” katanya.
Antara