Jet tempur siluman terbaru China, Chengdu J-20, sekarang resmi bertugas bersama Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), menurut media pemerintah China.
Sumber militer mengatakan bergabungnya jet siluman J-20 dengan Angkatan Udara China itu dimaksudkan sebagai peringatan bagi Jepang dan Korea Selatan, yang berencana untuk membeli jet tempur siluman F-35 dari AS, bahwa sekarang China memiliki pesawat tempur yang sama canggih.
Rekaman video yang disiarkan oleh stasiun televisi China, CCTV, kemarin menampilkan bahwa jet tempur siluman J-20 bersama dengan pesawat transport Y-20 dan pesawat pembom H-6K Angkatan Udara China. namun siaran tersebut tidak menyebut berapa banyak jet siluman J-20 yang telah beroperasi.
Laporan itu mengatakan bahwa pesawat baru telah bergabung dalam latihan bersama dengan pasukan roket, angkatan darat dan angkatan laut.
Sebuah sumber yang dekat dengan Angkatan Bersenjata China mengatakan bahwa jet tempur J-20 dilengkapi dengan mesin WS-15, akan tetapi karena mesin tersebut belum memasuki produksi massal, maka hanya ada beberapa J-20 yang saat ini tersedia dalam layanan.
“Masih ada serangkaian masalah teknis yang perlu ditangani [dari J-20], termasuk kehandalan mesin WS-15, sistem kendali [pesawat itu], lapisan penyerap radar dan bahan lambung serta sensor inframerah”, kata sumber yang tak ingin disebutkan namanya.
Tapi dengan pengerahan sejumlah F-35 AS di Jepang pada bulan Januari, dan Korea Selatan berencana untuk membeli sekitar 40 unit F-35 pada tahun 2018, “itu mendesak China untuk memamerkan prestasi yang telah dicapainya secepat mungkin”, kata sumber itu, menambahkan bahwa akan lebih banyak J-20 bergabung dengan Angkatan Bersenjata tahun ini.
Situs web militer China menunjukkan gambar J-20 pada bulan Desember tahun lalu dengan nomor seri yang menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga jet siluman telah bergabung dengan angkatan udara sejak tahun lalu.
J-20 membuat debut publik selama dua menit pada pembukaan Airshow China di Zhuhai, Provinsi Guangdong pada tanggal 1 November, jet tempur terbang melintasi acara setiap hari setelah lepas landas dari sebuah lapangan terbang di dekat Foshan.
Pengunjung tidak diizinkan untuk melihat pesawat yang ada di darat, memicu spekulasi bahwa pembuatan pesawat telah mundur dari jadwal produksinya.
Keraguan itu dimentahkan oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Jenderal Ma Xiaotian sehari setelah penerbangan perdananya jet tempur siluman J-20. Ma Xiaotian mengatakan bahwa pengembangan jet tempur J-20 akan dipercepat dan itu akan segera dimasukkan ke dalam operasional Angkatan Udara China.
Perancang dari J-20 mengklaim bahwa pesawat tempur itu merupakan “lompatan besar ke depan dalam hal kemampuan Angkatan Bersenjata China”. Pesawat ini memiliki jangkauan yang lebih jauh, kapasitas bahan bakar internal lebih banyak dan kapasitas persenjataan yang lebih besar dari para jet tempur F-22 dan F-35 AMerika Serikat, menurut para perancang.
Ahli militer Barat mengatakan bentuk J-20 sama seperti F-22 AS, tetapi banyak rincian internal pesawat tetap menjadi misteri. Pengamat militer yang berbasis di Macau, Antony Wong Dong mengatakan J-20 China masih memiliki jalan panjang untuk mengejar ketinggalan dari F-22 dan F-35, karena pengembangan mesin masih menjadi masalah inti.
“Tidak hanya jet tempur siluman J-20 tetapi pesawat angkut Y-20 China juga sedang menghadapi masalah yang sama, bahwa mesin WS-18 masih belum di produksi secara massal”, kata Wong.
South China Morning Post