Pada hari Kamis, 9 Maret 2017, komandan militer Iran Mayjend Ataollah Salehi mengatakan kepada Tasnim News bahwa Iran telah menghasilkan sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara jarak jauh yang lebih unggul dari S-300 Rusia, yang telah diterima Iran tahun lalu.
Sambil mengembangkan sistem rudal permukaan-ke-udara Bavar 373 nya, Iran baru-baru ini menerima pengiriman beberapa sistem peluncur S-300 Rusia dengan kontrak senilai US $ 900.000.000 pada tahun 2007.
Rusia telah menangguhkan kesepakatan senjata pada tahun 2010 setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1929 yang melarang penjualan senjata kepada Iran.
Iran menanggapi resolusi Dewan Keamanan PBB dengan mengembangkan sistem pertahanan rudal serupa dan mengajukan keluhan terhadap Rusia melalui Mahkamah Arbitrase Internasional di Jenewa.
Pada bulan April 2015, dalam negosiasi yang sukses antara Teheran dan 6 + 1 negara mengenai program nuklir Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin menghapus embargo dan Teheran menarik gugatan dari Mahkamah Arbitrase Internasional tahun lalu setelah Rusia melanjutkan pengiriman pertama dari unit S-300 pesanan Iran.
Pada hari Sabtu, 11 Maret 2017, Iran merilis sebuah video yang menunjukkan suksesnya uji coba dari sistem pertahanan rudal S-300. Namun demikian, Teheran telah melanjutkan produksi sistem pertahanan rudal sendiri, Bavar 373, yang memiliki karakteristik mirip dengan sistem S-300 Rusia.
Pekan lalu, wakil menteri pertahanan Iran Amir Khatami mengumumkan bahwa Iran sedang melakukan uji coba dari Bavar 373, yang pertama kali diperkenalkan pada bulan Agustus tahun lalu.
Kepala redaksi Iran Press, Emad Abshenass mengatakan kepada Sputnik bahwa pembangunan Bavar 373 Iran tidak akan menghalangi keinginan Teheran untuk mendapatkan lebih banyak sistem anti-rudal dari Rusia sejak Teheran terus mengembangkan kemampuan pertahanan yang variatif dan modern.
“Iran tertarik untuk menerima sistem pertahanan rudal generasi berikutnya dari Rusia, karena sangat penting bagi angkatan bersenjata negara kita untuk memodifikasi dan memperkuat jaringan pertahanan udara dengan perkembangan terbaru dalam teknologi”, kata Emad Abshenass.
Abshenass mengatakan bahwa Iran ingin mengembangkan sistem pertahanan udara sendiri bekerjasama dengan Rusia, termasuk pembelian lebih banyak sistem anti-rudal dan pesawat tempur.
“Saat ini informasi yang beredar bahwa Iran bekerjasama dengan Rusia, sedang melakukan atau berencana untuk melakukan modernisasi pertahanan udara dalam waktu dekat, dimulai dengan [penambahan] jet tempur modern dan sistem pertahanan udara Rusia yang baru yakni S- 400”, kata Abshenass.
“Bahkan jika Iran kini membangun sesuatu sendiri yang lebih modern dari sistem yang disediakan Rusia sebelumnya, itu tidak berarti bahwa Iran tidak akan membeli sistem persenjataan dari Rusia. Sebaliknya, Iran tetap berminat dalam menggunakan senjata Rusia”.
“Selain itu, kerjasama militer dan teknologi antara Iran dan Rusia mendapatkan momentum. Sekarang Iran dan Rusia secara aktif bernegosiasi untuk perakitan bersama dan produksi beberapa model senjata Rusia di Iran. Mungkin termasuk model tank modern dan pesawat tempur”, kata Abshenass.
Sputnik News