Saab telah menawarkan konsep pesawat tempur Gripen M (Maritim) untuk memenuhi Permintaan Informasi (RFI) dari Angkatan Laut India pada pengadaan 57 unit pesawat tempur senilai US $ 12 miliar, sebagaimana dilansir dari Defense World.
“Ada RFI dari India untuk kapal induk, dan kita merespon dengan Gripen M. Kami melihat potensi untuk Gripen M dan mudah-mudahan itu akan menjadi program pengembangan penuh”, kata Jerker Ahlqvist, Kepala Unit Bisnis Gripen dalam seminar tahunan Gripen di Stockholm hari Rabu, 15 Maret 2017.
“Kami saat ini masih dalam tahap studi konsep, dan kami sedang mengevaluasi kebutuhan pasar. Kami telah menggunakan para insinyur Inggris yang berpengalaman dengan Harrier di masa lalu, dan sekarang kami memiliki insinyur Brasil yang bekerja pada proyek”, kata Jerker.
Saab sedang melanjutkan pengembangan varian maritim pesawat tempur Gripen E, dengan fokus perhatian saat ini pada penjualan ke India menyusul keputusan dari Brasil untuk mengakhiri layanan kapal induk Sao Paulo-nya, demikian dilansir dari IHS Jane
Saab sebelumnya telah menawarkan untuk bekerjasama mengembangkan versi maritim dengan Angkatan Laut Brasil dan Angkatan Laut Thailand. Sekarang Brasil telah mengakhiri layanan kapal induk satu-satunya yaitu Sao Paulo, oleh sebab itu dialihkan ke India.
Sementara itu, Defence Aviation Post yang merujuk pada laporan bulan Januari tahun lalu, menujukkan bahwa Saab telah melakukan studi kelayakan dan tahu tentang modifikasi yang diperlukan untuk membuat versi maritim dari Gripen.
Gripen M yang juga dikenal sebagai Sea Gripen akan dilengkapi dengan data link dan perlindungan peperangan elektronik yang dapat segera disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pengguna tertentu, kata laporan itu.
Tidak ada kerangka waktu yang disebutkan oleh Saab tentang pengembangan pesawat tempur Sea Gripen terebut.
Kementrian Pertahanan India bermaksud untuk memperoleh Multi-Role Carrier Borne Fighters (MRCBF) untuk kapal induk Angkatan Laut India. Menurut RFI yang dilayangkan pada 17 Januari tahun ini, MRCBF yang dimaksudkan memiliki kemampuan tempur melalui kapal induk siang dan malam, beradaptasi disegala cuaca yang dapat digunakan untuk Pertahanan Udara (AD), Operasi Udara ke Permukaan, Pengisian BBM Rekan, Pengintaian , Peperangan Elektronika dan ain sebagainya.
Pemilihan pesawat akan tergantung pada sistem peluncuran yang akan digunakan pada kapal induk baru yang saat ini sedang dalam konstruksi. Rusia kemungkinan menawarkan pesawat terbang berdasarkan upgrade MiG-29KUB untuk program pesawat tempur Angkatan Laut India.
Pesaing lainnya yang kemungkinan mengincar kontrak milyaran dolar tersebut antara lain Boeing F/A-18 Super Hornet, serta versi angkatan laut dari Dassault Rafale.