Dalam pameran Langkawi International Maritime & Aerospace 2017 yang saat ini diselenggarakan di Malaysia, perusahaan lokal Marine Technology Company (MTC) meluncurkan dua buah konsep Base Station Mobile Lepas Pantai. Yang pertama adalah “tongkang berpendorong mandiri” sementara yang lain adalah “tongkang tertambat 8 poin”.
MTC mengusulkan desain baru ini untuk Angkatan Laut Malaysia (TLDM) yang memiliki persyaratan untuk Base Station Lepas Pantai seperti dua Base Station yang saat ini ada dalam persediaan yakni PL Tun Sharifah Rodziah yang pada sebuah rig dan KA Tun Azizan yang sebenarnya merupakan kapal permukaan yang besar.
Base Station Lepas Pantai saat ini dan yang akan datang dimaksudkan untuk melindungi sumber daya alam Malaysia di Zona Keamanan sebelah Timur Sabah.
Base Station Mobile Lepas Pantai varian “tongkang berpendorong mandiri” dibangun dari baja yang dilas. Base Station ini memiliki panjang 62 meter, lebar sekitar 18,60 meter dan draft hanya 3 meter.
Base Station ini dilengkapi dengan akomodasi yang sepenuhnya dilengkapi AC untuk dapur, ruang makan, ruang rekreasi, ruang pertemuan, ruang doa dan ruang kontrol. Base Station dirancang untuk mengakomodasi 40 personel (1 peleton) selama 1 bulan di laut.
Base Station Mobile Lepas Pantai ini dilengkapi dengan peluncur kapal agar dengan mudah meluncurkan dan memperbaiku perahu jenis CB90. Base Station ini juga dilengkapi dengan landasan helikopter besar yang ditempatkan pada bagian depan.
Sementara Base Station Mobile Lepas Pantai varian “tongkang tertambat 8 poin” sebagian besar memiliki spesifikasi yang sama dengan varian “tongkang berpendorong mandiri”.
Perbedaan karakteristiknya adalah sebagai berikut, memiliki panjang sekitar 44,80 meter, lebarnya 17,20 meter dan draft hanya 1,5 meter. Perwakilan MTC di LIMA 2017 menjelaskan bahwa kedua varian Base Station Mobile Lepas Pantai tersebut dapat dibangun dalam waktu kurang dari 1 tahun.