Beijing – China dan negara-negara di sekitar Laut China Selatan harus membentuk mekanisme kerja sama di berbagai bidang, termasuk penanganan bencana dan keamanan pelayaran, kata seorang diplomat senior Beijing pada Senin, 27/3/2017.
Dalam forum akhir pekan di Provinsi Hainan, Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhenmin mengatakan mekanisme itu akan meningkatkan saling percaya dan memperkuat kerja sama, demikian naskah pidatonya yang disiarkan pada Senin.
Mekanisme itu akan menyumbang kepada pertukaran kegiatan seperti pencegahan bencana, pertolongan martim, proteksi lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, riset ilmiah dan keselamatan navigasi, ujarnya.
“Mekanisme ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama pragmatis dan meningkatkan saling kepercayaan, dan bukan tentang menyelesaikan perselisihan,” kata Liu.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, yang kaya sumber daya alam. Kapal melintasi kawasan strategis itu membawa produk dagangan senilai 5 trilun dolar AS. Bukan hanya China, Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga mengklaim wilayah di jalur laut strategis itu.
Namun China lebih agreasif dengan membangun pulau buatan dan mengerahkan militer beserta persenjataannya di kawasan tersebut, yang membuat negara tetangganya bingung. Beijing kini mencoba menjamin Asia Tenggara dengan usaha, seperti, membicarakan tata perilaku (CoC) di kawasan perairan tersebut.
Indonesia-Singapura
Pemerintah Indonesia dan Singapura mendorong penyelesaian sengketa Laut China Selatan dengan mengajak seluruh negara di kawasan tersebut untuk mengutamakan perdamaian.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto usai bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (6/3/2017).
“Indonesia dan Singapura merasa perlu menyatukan frekuensi karena memiliki tujuan yang sama, yaitu mendorong penyelesaian masalah Laut China Selatan. Kami berharap penyelesaian ini pun dilakukan secara damai,” ujar Wiranto.
Mantan Panglima TNI itu menuturkan kedua pemerintah negara Asia Tenggara tersebut mengajak negara-negara lain di sekitar Laut China Selatan untuk menahan diri dan menghindari klaim wilayah yang dapat menimbulkan konflik baru.
“Kami tidak ingin masalah ini menimbulkan konflik, sehingga kami mengajak untuk menahan diri dan menghormati hukum internasional,” katanya kemudian.
Wiranto menjelaskan kunjungan Teo Chee Hean ke Indonesia, yang bertepatan dengan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-20 di Jakarta, juga membahas terkait kerja sama penanganan terorisme dan radikalisme yang berkembang di Indonesia maupun Singapura.
“Saat ini Indonesia dan Singapura memiliki musuh yang sama yaitu terorisme dan radikalisme ini merupakan permasalahan yang sangat menonjol untuk segera diatasi,” katanya menjelaskan.
Menurut dia, hubungan baik yang telah terjalin antara kedua negara tetangga itu perlu dimanfaatkan untuk memerangi gerakan-gerakan terlarang tersebut.
“Saya sampaikan bahwa kedua negara fokus untuk mendapatkan keuntungan bersama dari hubungan dua belah pihak, terutama dari wilayah saya, yaitu masalah politik, hukum dan keamanan,” ujar Menko Polhukam.
Antara