Selain kemungkinan akan mendapatkan helikopter Black Hawk dari Arab Saudi, santer terdengar kabar dari seberang, Malaysia juga akan mendapatkan FA-18 Hornet surplus yang dimiliki Kuwait. Berjumlah fantastis, andai mendapatkannya secara utuh, Malaysia bisa mendapatkan 25-30 unit FA-18 Hornet bekas dari Angkatan Udara Kuwait.
Hingga kini Malaysia masih memiliki 8 unit F-18 Hornet yang masih operasional, dan pembelian F-18 Hornet surplus Kuwait juga bisa menjadi alternatif pada program MRCA, karena Malaysia bisa mendapatkan kekuatan signifikan dari F-18 Hornet Kuwait namun dengan biaya yang lebih terjangkau.
Terseok-seok oleh program MRCA yang masih tanda tanya, bahkan meski perhelatan Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA 2017) sudah berakhir.
Seperti anti klimaks, sebenarnya pada ajang LIMA 2017 banyak pihak berharap Malaysia sudah memutuskan calon pengisi kekuatan Angkatan Udara untuk menggantikan armada MiG-29 yang pensiun.
Namun jawaban dari Komandan RMAF Jenderal Affendi Buang, seperti memupuskan dan mengaburkan kembali harapan dari Angkatan Udara Malaysia.
“RMAF sudah mengidentifikasi pesawat tempur baru yang akan dipilih untuk program MRCA. Saat ini, tidak ada rencana mengakuisisi pesawat yang akan digunakan negara.”
Namun kabar pembelian F-18 Hornet surplus Kuwait oleh Malaysia masih terlalu dini dan belum dapat dipastikan kebenarannya karena belum ada konfirmasi resmi dari beberapa pihak yang disebut.
Author : Muhidin