Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Hebohnya Keunggulan Proyektil Hipersonik AS Cuma Sekedar Trik Humas

Pentagon saat ini semakin mempercepat pengembangan dari senjata elektromagnetik yang disebut sebagai Hyper Velocity Projectil (HVP), sebagaimana dilansir dari website Warrior Scout yang mengutip pejabat Pentagon.

Senjata ‘railgun ‘ yang pada awalnya dirancang sebagai senjata untuk Angkatan Laut Amerika Serikat, HVP atau proyektil hipersonik sekarang sudah dapat ditembakkan melalui platform senjata seperti howitzer.

Para pengembang senja di Pentagon sedang bekerja untuk lebih mempercepat pengembangan pada senjata peluncur dan proyektil HVP yang ditembakkan. Meski rencana pengembangan senjata ini sedang dibahas, pekerjaan yang sedang berlangsung adalah mengintegrasikan proyektil tersebut agar bisa ditembakkan melalui howitzer swagerak M109 Paladin milik Angkatan Laut AS ataupun senjata 5 inci lainnya.

Seperti banyak diberitakan oleh media bahwa railgun tersebut mampu menembakkan amunisi HVP dengan jangkauan hingga 160-180 km dengan pada kecepatan 6,4 mach, dengan memanfaat arus elektromagnetik. Berkat kemampuan mencapai kecepatan hipersonik, amunis HVP mampu menghancurkan target dengan energi kinetik dan bukan karena bahan peledak.

Pada tahun 2020, Angkatan Laut AS berharap agar senjata railgun tersebut dapat dipasang pada kapal perusak DDG 1000 kelas Zumwalt dan kapal penjelajah lainnya. Namun, menurut ahli militer dan wartawan dari Rusia, Alexei Leonkov, menyebutkan bahwa terlalu dini untuk mengklaim bahwa Pentagon telah menciptakan sebuah “senjata super”, seperti dilansir dari Sputnik News.

“Sebelumnya, proyektil semacam itu sudah berkali-kali diuji tembak melalui sebuah railgun. Mereka hanya melakukan 2 kali tembakan dan mengatakan bahwa mereka memiliki sebuah superweapon (senjata super). Namun railgun itu sangat mahal. Kapal perusak Zumwalt dirancang sedemikian rupa hingga dapat membawa railgun, tetapi masih ada beberapa masalah pada kapal tersebut. Mungkin inilah mengapa proyektil tersebut sedang diuji pada howitzer”, kata Leonkov.

Selain itu Leonkov mencatat bahwa meskipun fakta bahwa jarak tembak amunisi HVP telah diperbaiki, namun tidak disebutkan mengenai akurasinya. Menurut Leonkov, laporan tentang HVP yang ditembakkan melalui dari howitzer yang beredar saat ini hanyalah sebuah trik yang dilakukan oleh “humas” dibandingkan kemampuan yang sebenarnya.

“Jika proyektil tersebut sangat tidak akurat, itu bukanlah senjata dengan presisi tinggi. Ini hanya sebuah peluru liar. Sejauh ini, ini hanyalah sebuah trik humas belaka. Sebelum membuat penilaian, perlu untuk membuktikan senjata ini dalam tindakan nyata”, menurut kesimpulan Leonkov.

Share:

Penulis: