Angkatan Udara India (IAF) menunda rencananya untuk membangun hanggar dan markas untuk pesawat tempur Rafale karena terkendala pembebasan lahan di Sarsawa, dekat Saharanpur di Uttar Pradesh.
India membutuhkan tambahan pangkalan udara alternatif untuk markas dua skuadron Rafale yang akan segera diterimanya.
Setidaknya dibutuhkan lahan seluas 2.2 hektar di sekitar pangkalan angkatan udara, yang kemungkinan akan berlarut-larut karena melibatkan hampir 3.200 orang pemilik tanah yang harus dibebaskan terlebih dahulu. Dan tidak mungkin menggunakan tanah di sisi lainnya yang saat ini digunakan oleh Pasukan Khusus India. Setelah perang Cina – India pada tahun 1963, Pasukan Khusus meggunakan lahan itu untuk program pelatihan udara sendiri.
India dikejar waktu untuk segera mempersiapkan infrastruktur darat untuk pengoperasian pesawat tempur Rafale menjelang mulai berdatangannya pengiriman 36 Rafale pada September 2019.
Di bawah kesepakatan senilai Rs 59.000-crore, India menandatangani kontrak pembelian 36 pesawat tempur Rafale dengan perusahaan Dassault Aviation, Perancis.
Kesepakatan ini juga mengharuskan pihak Angkatan Udara India untuk menyelesaikan pangkalan udara terlebih dahulu.
Pesawat tempur Rafale nantinya akan menjadi pesawat tempur utama bersama dengan Su-30MKI, Rafale nantinya juga akan digunakan sebagai platform pesawat pembom nuklir strategis yang akan mengganti Mirage-2000, yang akan segera pensiun dalam sepuluh tahun kedepan.
Indien wxpress
Editor : Muhidn