Kapak serang amfibi USS America (LHA-6) telah menyelesaikan latihan tembakan langsung dengan menghancurkan drone menggunakan sistem pertahanan kapal Rolling Airframe Missile (RAM), pada latihan tanggal 6 April 2017 yang merupakan bagian dari Skuadron Amfibi (PHIBRON) Ekspedisi Unit Marinir (MEU) Integrasi (PMINT) pelataihan persiapan untuk penyebaran perdana darai USS Amerika bersama America Amphibious Ready Group (ARG), seperti dilansir dari Navy Recognition.
“Tujuan dari latihan ini adalah untuk menguji kemampuan dari sistem tempur di kapal serang amfibi dan memastikan mereka beroperasi penuh”, kata Operator Tembak Kelas 2 (SW/AW/IW) Thomas Mirsky, yang berasal dari Corona, California yang ditugaskan pada Departemen Sistem Tempur dari kapal serang amfibi tersebut.
“Latihan ini terdiri dari penembakan rudal RAM pada sebuah target pesawat tak berawak yang ditempatkan secara strategis di Samudera Pasifik”, katanya. Menurut Mirsky, drone tersebut diikutsertakan untuk mensimulasikan sebuah rudal yang ditembakkan tepat kearah kapal USS America (LHA-6) untuk menguji kemampuan siste, pertahanan kapal.
“Dengan pengujian kemampuan sistem pertahanan kapal, kami mendapatkan kepercayaan diri dalam hal kemampuan untuk mempertahankan tidak hanya kapal, tetapi para Pelaut dan Marinir kami dengan aman dan terintegrasi”, kata Mirsky.
Latihan berlangsung tanpa suatu halangan dan sistem pertempuran di kapal serang amfibi USS America (LHA-6) telah siap untuk kondisi apapun yang akan terjadi di masa depan.
“Misi hari ini adalah memamerkan kehadiran USS Amerika yang akan membawa dibawa pada penyebarannya”, kata Kepala Operator Tembak (SW/AW) Donald Reichert, yang berasal dari Chesapeake, bertugas di Departemen Sistem Tempur dari kapal serang amfibi tersebut. “Dari semuanya, itu adalah sukses besar”.
USS Amerika adalah kapal pertama di kelasnya, menggantikan kapal serbu amfibi kelas Tarawa dan bermarkas di San Diego. Sebagai pusat penerbangan kapal serbu amfibi, platform ini mendukung persyaratan penerbangan marinir, dari operasi kontingensi skala kecil dari kelompok ekspedisi serang, hingga misi penerobosan secara paksa di teater pertempuran utama.
Kapal tersebut saat ini sedang dalam perjalanan dengan lebih dari 1.000 pelaut dan 1.600 prajurit Marinir untuk melakukan operasi Amphibious Squadron/Marine Expeditionary Unit Integration.