Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Kontak Tembak Militer Filipina – Abu Sayyaf, 10 Tewas

Dok. Pasukan Khusus AS, melatih tentara Filipina 1st Infantry (TABAK) Division (Edward G. Martens)
Kontak Tembak Militer Filipina - Abu Sayyaf, 10 Tewas 1

Manila – Seorang pimpinan kelompok militan yang terlibat langsung dalam penculikan dan eksekusi warga negara Kanada dan Jerman, menjadi salah satu yang tewas oleh pasukan Filipina dalam bentrokan di sebuah pulau wisata pekan ini, ujar pihak militer, 13/4/2017.

Pasukan Filipina menewaskan sedikitnya enam anggota Abu Sayyaf selama baku tembak di Pulau Bohol pada hari Selasa, namun pihaknya juga kehilangan empat orang anggotanya.

Militer telah menemukan jasad Muamar Askali yang juga dikenal sebagai Abu Rami, mantan juru bicara Abu Sayyaf, sebuah kelompok yang terkenal karena pemerasan, pembajakan dan penculikan untuk meminta tebusan.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Eduardo Ano menjelaskan Abu Rami sebagai pemimpin Abu Sayyaf yang sangat terkenal dan bertanggung jawab atas beberapa kekejaman.

Kelompok ini pada tahun lalu membunuh seorang warga negara Kanada bernama John Ridsdel dan Robert Hall. Selain itu seorang lansia dari Jerman bernama Jurgen Kantner turut mengalami nasib serupa pada bulan Februari ketika permintaan uang tebusan sekitar Rp8,1 miliar tidak dibayar.

Ano mengatakan Abu Rami mencoba meningkatkan reputasinya dan telah menjadi salah satu pemimpin atas Abu Sayyaf. Ia terlibat dalam usaha untuk menculik wisatawan di Bohol selama Pekan Suci di negara mayoritas beragama Katolik itu, yang kemudian berhasil digagalkan.

Ano mengatakan situasi di Bohol kini kembali normal meski pun pasukan keamanan masih mengejar militan lainnya yang terlibat dalam baku tembak.

Bentrokan terjadi setelah Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris memperingatkan warga negaranya tentang penculikan selama masa liburan dan disarankan tidak melakukan perjalanan ke Visayas Tengah, yang mencakup Cebu dan Bohol.

Militer Filipina telah menyatakan perang dengan Abu Sayyaf di Pulau Jolo dan Basilan, tetapi terhalang oleh besarnya populasi warga sipil di pulau-[ulau tersebut.

Abu Sayyaf berakar pada separatisme tapi aksinya sebagian besar berupa kejahatan dan pembajakan serta mencari keuntungan dari bisnis senjata moderen dan kapal cepat.

Pihak militer telah berjuang untuk menekan pembajakan dengan kondisi perahu pembajak yang sulit dideteksi ketika mereka menargetkan kapal pukat yang bergerak lambat. Kapal dari Indonesia, Malaysia dan Vietnam sering menjadi sasaran dan awak kapal mereka diculik.

Pemerintah Filipina telah meminta bantuan internasional untuk berpatroli di Laut Sulu.

Pemerintah Filipina juga mengatakan memiliki informasi intelijen kredibel bahwa beberapa pemimpin Abu Sayyaf berhubungan dengan kelompok radikal ISIS dengan maksud untuk membentuk cabang wilyah Selatan negara tersebut.

Presiden Rodrigo Duterte telah memperingatkan potensi “kontaminasi” oleh ISIS di negaranya.

Antara/Reuters

Share:

Penulis: