Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Menahan Titik Didih Segitiga China-Jepang-Korea

Jet Tempur Shenyang J-11B, China
Menahan Titik Didih Segitiga China-Jepang-Korea 1

Beijing – Menteri luar negeri China Wang Yi, 13/4/2017, mengatakan kekuatan militer tidak dapat menyelesaikan keadaan di Semenanjung Korea dan mengharapkan kesempatan kembali ke perundingan akan muncul di tengah ketegangan saat ini.

Wang, saat berbicara kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menlu Palestina di Beijing, juga mengatakan siapa pun memprovokasi Korea Utara harus menerima tanggung jawab sejarah untuk itu.

Sebelumnya, wartawan asing, yang mengunjungi Korea Utara, diminta bersiap menghadapi peristiwa “besar dan penting” pada pekan ini.

Kendati demikian, tidak ada petunjuk bahwa peringatan itu berkaitan langsung dengan ketegangan di kawasan tersebut menyangkut program senjata nuklir negara terkucil itu.

Sekitar 200 wartawan asing berada di Pyongyang pada saat Korea Utara akan memperingati tahun ke-105 hari kelahiran presiden pendiri negara tersebut, Kim Il Sung, pada 15 April.

Hari kelahiran Kim Il Sung merupakan hari nasional terbesar di Korut, yang disebut dengan “Hari Matahari”.

Tidak ada pejabat yang memberikan keterangan rinci soal apa yang dimaksud dengan peristiwa itu serta kapan peristiwa akan terjadi. Pengumuman pada tahun-tahun sebelumnya berkaitan dengan peristiwa yang relatif biasa.

Panasnya Jepang versus China

Sementara dari Tokyo diberitakan, berdasarkan data Pasukan Bela Diri Udara Jepang (JASDF), mereka menerbangkan jet tempur sebanyak 1.168 kali dalam 12 bulan terakhir, jauh lebih banyak daripada tahun lalu, yang hanya 873 penerbangan. Kegiatan militer China meningkat di sekitar Laut China Selatan, ujar tokoh pemerintahan Jepang, 13/4/2017.

Hal ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan kejadian pada 1984, yang hanya mennerbangkan jet tempur 944 kali.

Dari data itu, tercatat 851 jet dikirim untuk menghadang pesawat China, yang mendekati wilayah udara Jepang, 280 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan masa sama pada tahun lalu.

Jepang khawatir bahwa Beijing sedang menyelidiki pertahanan udara negaranya dan menjadi tanda dari niat China untuk memperluas pengaruh militernya di Laut China Timur dan Pasifik Barat, di mana Jepang menguasai rantai kepulauan yang membentang 1.400 km dari wilayah selatan daratan Jepang menuju Taiwan.

Pertemuan dengan pesawat Rusia, yang lazim berupa pesawat pembom terbang dari utara, yang menjadi wilayah udara terluar Jepang, naik 4,5 persen atau menjadi 301 penerbangan.

Antara

Share:

Penulis: