JakartaGreater.com – Raytheon Australia telah terpilih memasok sistem pertahanan udara (SAM) Norwegia Advanced Surface to Air Missile System (NASAMS) ke Angkatan Bersenjata Australia dengan memberi Persetujuan Tahap Awal untuk proyek Land 19 Fase 7B, seperti dilansir dari Australian Defence.
Tender tersebut akan dirilis untuk Raytheon Australia pada semester pertama tahun 2017 untuk mengembangkan sistem pertahanan udara NASAMS 2 untuk Angkatan Bersenjata Australia. Raytheon akan menjadi System Integrator Utama (PSI) bagi kemampuan Sistem Pertahanan Berbasis Darad (GBAD) masa depan Angkatan Bersenjata Australia.
Menteri Pertahanan Australia, Senator Marise Payne mengatakan proyek ini adalah langkah pertama dalam pengembangan kontribusi Angkatan Darat Australia pada program Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu (IAMD) yang diumumkan tahun 2016.
Pemerintah akan berinvestasi hingga AU $ 2 miliar dalam sistem yang akan memberikan lapisan paling dalam dari kemampuan pertahanan udara dan rudal terintegrasi yang telah ditingkatkan untuk Australia.
Pertimbangan untuk meluluskan usulan Raytheon oleh Pemerintah akan didasarkan pada kemampuan NASAMS 2 hasil kerjasama Raytheon dan Kongsberg yang telah digunakan di tujuh negara, termasuk Amerika Serikat dan Norwegia. Sistem ini memiliki kemampuan untuk memanfaatkan berbagai peluncur, teknologi radar dan berbagai jenis rudal dengan jangkauan berbeda.
Bekerjasama dengan perusahaan Defence and CEA Technologies, Raytheon Australia juga akan memeriksa pilihan sistem Medusa yang akan menggabungkan teknologi sensor AESA buatan Australia ke dalam sistem NASAMS 2.
NASAMS (Norwegia atau National Advanced Surface to Air Missile System) adalah sistem pertahanan udara jarak jauh yang terdistribusi kedalam jaringan. NASAMS adalah aplikasi berbasis rudal permukaan pertama yang menggunakan rudal AIM-120 AMRAAM.
Sistem pertahanan udara NASAMS telah diekspor ke Amerika Serikat, sementara versi upgrade yaitu NASAMS 2 telah diekspor ke Finlandia, Belanda, Spanyol, Oman dan Chile.