Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Angkatan Laut AS Pertimbangkan Fregat Yang Lebih “Powerful”

Desain FFG baru dengan kemampuan pertahanan udara. © Lockheed Martin

WASHINGTON – Angkatan Laut AS sedang melihat dengan seksama upgrade fregat masa depan untuk melindungi kapal perang lain dari ancaman anti udara selain menjaga terhadap musuh bawah laut dan permukaan. Langkah ini akan memberi peningkatan yang signifikan dalam upaya mengembangkan sebuah fregat dari desain kapal perang pesisir (LCS) yang ada, seperti dilansir dari Defense News.

Sebuah grup studi yang dinamakan Requirement Evaluation Team, atau RET, telah dibentuk untuk mengkaji bagaimana menambahkan kemampuan pertahanan udara lokal kepada fregat guna melindungi kapal Combat Logistics Force, yaitu kapal yang memasok dan mendukung armada kapal perang lain dengan membawa bahan bakar, amunisi, suku cadang dan makanan.

Desain fregat yang ada saat ini telah dipersenjatai dengan rudal anti pesawat, namun hanya untuk perlindungan sendiri.

Tujuan menurut draft dokumen adalah minimal dapat menggandakan muatan peluru kendali Evolved Seasparrow Blok 2 dari 8 menjadi 16, atau menggabungkan sistem peluncur vertikal (VLS) Mark 41 dengan minimal 8 rudal Standard Missile-2. SM-2 adalah salah satu senjata permukaan-ke-udara utama yang dibawa oleh armada kapal perusak Aegis dan kapal jelajah.

Rudal SM-2 akan memerlukan sistem komando dan kontrol yang lebih mampu, dan RET sedang mempertimbangkan penambahan varian Enterprise Air Surveillance Radar baru yang sedang dikembangkan oleh Raytheon untuk kapal induk kelas Ford serta kapal serang amfibi.

Fregat baru terebut juga akan memiliki kemampuan pertempuran kooperatif, sistem jaringan berkualitas tinggi yang mengintegrasikan sensor dan senjata pada kapal, pesawat ataupun instalasi pantai ke dalam sistem pengendalian tembakan yang terintegrasi.

Secara bersama-sama, peningkatan kemampuan anti udara akan mengubah peruntukan kapal perang Angkatan Laut AS dari FF atau fregat menjadi FFG atau fregat dipandu rudal untuk memberikan zona pertahanan udara.

“Kami melihat peluang untuk dapat meningkatkan kemampuan anti peperangan udara (AAW) dalam pertukaran ruang udara yang wajar untuk kapal masa depan kita”, menurut keterangan Sean Stackley, sekretaris Angkatan Laut AS kepada Defense News pada 5 April lalu.

Dua pembuat kapal perang pesisir yaitu Lockheed Martin dan Austal USA saat ini sudah mengembangkan varian fregat sesuai desain LCS mereka untuk mengantisipasi permintaan proposal resmi Angkatan Laut AS, yang diharapkan akan dikeluarkan pada musim gugur.

“Saya tidak mau terpaku pada tanggal untuk mengeluarkan RFP. Tentu saja kami ingin lolos persyaratan awal. Tapi kami ingin menyeesaikannya pada tahun fiskal 2017 yang berakhir pada 30 September”, kata Stackley.

Desain FFG baru menurut draft dokumen akan meningkatkan karakteristik bertahan hidup setara dengan kapal perang kelas FFG 7, mengacu pada fregat dipandu rudal Oliver Hazard Perry yang dikembangkan pada tahun 1970-an yang bergabung dengan armada Angkatan Laut AS antara 1970-1980. Fregat terakhir telah dinonaktifkan pada tahun 2015 silam.

Angkatan Laut AS, sesuai draft rencana, bermaksud untuk memberikan kontrak kompetitif paling lambat pada tahun fiskal 2020, setelah dilaksanakannya kompetisi penuh dan terbuka menggunakan modifikasi dari desain kapal yang ada, termasuk desain 2 varian LCS saat ini.

Dengan adanya sejumlah penundaan hingga tahun 2020, dua LCS baru akan diperoleh pada tahun 2019, menurut draft dokumen itu.

“Industri melihat bahwa kita serius tentang fregat, sehingga mereka bisa terlibat dengan lebih serius, melakukan apa yang bisa mereka hadirkan untuk meningkatkan kemampuannya”, kata Stackley menutup laporannya.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest

Penulis: