Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

China Gunakan “Electronic Warfare” Canggih Untuk Pertahankan LCS

Kendaraan Peperangan Elektronika (PERNIKA) atau Electronic Warfare (EW) milik Pasukan Dukungan Strategis (SSF) China. © PLA
China Gunakan "Electronic Warfare" Canggih Untuk Pertahankan LCS 1

Departemen Pertahanan AS memperkirakan Cakan hina menempatkan penekanan besar pada perang elektronik (EW) dan akan menggunakan kemampuan tersebut untuk dapat mempertahankan kepemilikan “ilegal” di Laut China Selatan terhadap setiap serangan oleh Amerika Serikat.

Seperti dilansir dari China Topix, saat ini China juga telah selangkah lebih maju dari AS dengan mengintegrasikan sistem peperangan elektronik dan perang cyber menjadi disiplin tunggal yang harus dilakukan secara bersamaan.

“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melihat EW sebagai kekuatan pengganda yang penting dan kemungkinan akan menggunakannya untuk mendukung semua persenjataan tempur dan militernya selama konflik”, kata laporan tahunan Pentagon tentang perkembangan militer dan keamanan China.

Laporan Pentagon meyakini bahwa PLA telah menempatkan penekanan yang lebih besar pada EW, yang sekarang ini telah setara dengan domain tradisional seperti peperangan udara, darat dan maritim. Pasukan Dukungan Strategis (SSF) yang baru didirikan bertanggung jawab atas ruang udara PLA, dunia maya dan setiap operasi EW. Misi utama dari SSF adalah memastikan superioritas militer PLA dapat dipertahankan dalam ruang udara dan juga internet.

Tanggung jawab Pasukan Dukungan Strategis (SSF) meliputi pengintaian dan pelacakan target, pengoperasian GPS dan manajemen aset ruang angkasa global, serta pertahanan terhadap EW dan kegiatan musuh di dunia maya.

Pentagon dalam laporannya mengungkapkan bahwa unit EW PLA ini telah melakukan operasi jamming dan anti jamming. Senjata, peralatan dan kinerja EW tersebut telah teruji. Semua ini telah membantu PLA meningkatkan kepercayaan diri dalam melakukan unjuk kekuatan serta operasi konfrontasi peralatan sungguhan dalam simulasi lingkungan EW.

Senjata EW China termasuk peralatan jamming terhadap sistem komunikasi serta beberapa sistem radar dan sistem satelit GPS. Sistem EW yang juga sedang dikerahkan adalah platform berbasis laut dan udara yang ditujukan untuk operasi ofensif dan defensif.

Namun dalam menggabungkan sistem perang cyber dan perang elektronik ke dalam disiplin tunggal membuat China mampu berdiri sendiri dan berbeda dari sistem AS. Dalam sistem AS, EW cenderung berfokus pada jamming dan berbagai aspek lainnya. Sebaliknya China telah lama memandang EW sebagai bagian dari integrasi jaringan dan peperangan elektronik.

“Itu adalah dua sisi dari mata uang yang sama, satu berfokus pada data sementara yang lainnya pada peralatan elektronik”, kata Dean Cheng, salah seorang peneliti senior di sebuah lembaga think tank konservatif Amerika yang berbasis di Washington DC, The Heritage Foundation.

China akan menggunakan kemampuan EW berskala besar untuk lebih mempertahankan pulau buatan di LCS (Laut China Selatan), yang dilihatnya sebagai benteng pertahanan pertama terhadap AS dan gugus kepulauan yang mereka sita dari negara Asia seperti Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam yang memungkinkan China untuk mengontrol Laut China Selatan dan mengorbankan aliansi dengan negara-negara Asia lainnya dan AS.

Kemampuan EW China juga akan digunakan terhadap negara-negara yang jauh kurang canggih seperti Vietnam, India, Taiwan atau Jepang.

Share:

Penulis: