Angkatan Udara AS telah menetapkan pesawat tempur Lockheed AC-130J Ghostrider (versi terbaru dari senjata bersejarah) sebagai tempat uji coba untuk pesawat tempur lasernya yang pertama, seperti dilansir dari China Topix.
Pesawat AC-130J Ghostrider pertama dalam layanan bersama Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS (AFSOC) tahun ini. AFSOC telah menerima pesawat pertama dari 32 unit pesawat di rencanakan pada sejak Juli 2015, menurut laporan Flight Global.
AC-130J merupakan modifikasi dari pesawat MC-130J Commando II, memiliki fitur canggih yang memberi angkatan darat sebuah platform ekspedisi, dukungan tembakan langsung dan cocok untuk operasi perkotaan dan mampu menembakkan amunisi presisi pada target darat.
Salah satu senjata terbaru yang akan diuji coba di AC-130J Ghostrider yaitu senjata energi laser terarah pertama Angkatan Udara AS. AFSOC telah berencana menambahkan senjata laser ke AC-130J pada tahun 2020.
Laser ini akan menghasilkan sinar berkekuatan 120 kW, sebuah keluaran yang nantinya akan ditingkatkan menjadi 180 kW atau 200 kW. Senjata laser ampuh ini nantinya bisa digunakan untuk menghancurkan rudal anti kapal, kapal permukaan, mobil dan pesawat terbang.
Laser akan dipasang di sisi porting AC-130J Ghostrider untuk menggantikan posisi meriam otomatis 30 mm. Laporan yang beredar di komunitas pertahanan mengatakan bahwa senjata laser telah bergerak cepat dalam integrasi praktis pada sebuah pesawat terbang, di sebuah Laboratorium MIT Lincoln, sebuah pusat penelitian dan pengembangan yang di danai oleh pemerintah federal di Massachusetts dalam penerapan teknologi canggih terhadap masalah keamanan nasional.
“Tanpa letusan atau ledakan sedikit pun, atau bahkan raungan mesin pesawat [saat laser ditembakkan – red], empat sasaran utama telah dilumpuhkan”, kata Letjen Brad Webb, Komandan AFSOC.
Musuh tidak bisa berkomunikasi, tidak ada kendaraan yang lolos, tidak ada tenaga listrik dan tidak ada pembalasan intelijen, pengawasan maupun pengintaian. Beberapa saat kemudian, unit militer muncul dari kompleks tersebut, sambil membawa dalang teroris. Serangan yang berhasil, menurut angan-angan Letjen Brad Webb.
“Kita tidak lagi membicarakan tentang senjata laser kimia yang berukuran besar, tetapi laser listrik yang kecil dan efisien. Para ilmuwan pelopor kami telah mengasah kemampuan, untuk menggabungkan beberapa laser yang lebih kecil, menjadi laser tunggal, yang sangat halus nan indah. Kendali pancaran sinar sudah tidak lagi bermasalah. Teknologi pendingin juga tak lagi diperlukan untuk menjaga agar sistem tetap beroperasi”, tutup Letjen Brad Webb