Bogor – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan pendapat jurnalis asal negara Amerika Allan Nairn yang menyampaikan dirinya terlibat aktifitas kudeta terhadap Presiden Joko Widodo merupakan pernyataan ngawur.
“Bapak saya jenderal berjuang untuk memerdekakan negara ini, masa saya mau kudeta, ngawur,” ujarnya saat ditanya wartawan usai menghadiri Wisuda Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pertahanan di Bogor, 25/4/2017.
Ia mengimbau agar pihak luar negara Indonesia meneliti terlebih dahulu dari dalam negeri terkait suatu pernyataan yang dilontarkan ke media massa.
Ryamizard juga mengingatkan tentang etika dan kesopanan sebuah bangsa yang tidak boleh bicara sembarangan terhadap siapapun, begitupun warga negara lain terhadap bangsa Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut perlu disikapi masyarakat dengan cinta tanah air dalam persatuan dengan memandang tentang perjuangan dirinya serta keturunannya yang merupakan keluarga pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
“Saya malah dibilang orang ekstrem nasionalis, teliti dulu dia ada keturunan tidak, orang mana dia bilang begitu?,” katanya.
Ia menambahkan dengan adanya Universitas Pertahanan merupakan duta Kemenhan dalam pertahanan dan bela negara sehingga harus menyiarkan tentang persatuan bangsa kepada masyarakat luas.
Penangkal isu-isu upaya pemecah belah bangsa harus bisa diatasi oleh sebuah ilmu pertahanan dan bela negara yang baik.
“Nah ini semua itu ada ilmunya, banyak orang bicara pertanahan tidak pada ilmunya ngawur saja,” katanya.
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letjen TNI Dr I Wayan Midhio menyampaikan melalui bela negara persatuan bangsa dapat terjaga dari isu negatif yang dilontarkan seseorang yang tidak menyukai Indonesia menjadi kuat.
Ia berharap baik mahasiswa, alumni Unhan, masyarakat luas bisa menyebarkan cinta tanah air terhadap bangsa luar agar segala upaya memecah belah bisa tertolak sejak dini.
“Siapa yang tidak mengenal Menhan? Hidupnya dan jiwa raganya didedikasikan untuk negara ini. Beliau orang tuanya, mertuanya dan anaknya tentara semua, tidak mungkinlah melakukan itu,”
Usut Tudingan Allan Nairn
Pemerintah harus mengusut tuntas dugaan fitnah makar yang dituduhkan Allan Nairn kepada sejumlah tokoh militer Indonesia.
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakri kepada Antara di Jakarta, Selasa, 25/4/2017 mengatakan Presiden Joko Widodo sebaiknya meminta Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo duduk bersama mengusut dugaan fitnah makar tersebut.
“Karena jika tidak segera ditangani tegas oleh Kemhan, TNI serta BIN, akan berpotensi menimbulkan keriuhan politik baru dan dimanfaatkan kelompok tertentu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Connie, TNI harus membuktikan tuduhan Allan Nairn dengan data.
“TNI harus membuktikan dengan data bahwa pernyataan Allan Nairm adalah ‘hoax’. Data itu dapat diperoleh dengan digital forensik yang harus dilakukan dengan TNI,”ujar Connie Rahakundini Bakri. Pembuktian secara digital forensik, merupakan suatu cara untuk meluruskan informasi tidak benar Allan Nairm yang terlanjur beredar di media sosial.
“Dengan digital forensik kita dapat akses pembuktian data bahwa apa yang dituduhkan Allan Nairm itu bohong belaka,” ujarnya.
Connie mengatakan TNI harus berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Polri untuk memberdayakan ahli siber institusi-institusi tersebut untuk menyatakan ketidakbenaran pernyataan Allan Nairm.
“Pernyataan Allan Nairm yang beredar di media sosial jelas-jelas menyerang institusi TNI secara provokatif,” tegas Connie.
Pengaduan Panglima TNI ke Dewan Pers
Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang menginstruksikan jajarannya untuk menyelesaikan tuduhan makar yang diberitakan media daring (online) tirto.id melalui Dewan Pers.
“Panglima TNI mengambil langkah yang baik karena saya yakin Panglima TNI tidak mau terjebak dalam lingkaran yang bisa membuat kehancuran. Sikap Panglima TNI sangat kami apresiasi dengan melakukan langkah tersebut,” kata Sahroni di Jakarta, Senin, 24/4/2017
Upaya ini menurutnya, sebagai bagian dari kearifan TNI untuk turut menjaga Kamtibmas dan keutuhan NKRI.
Mabes TNI sebelumnya berencana melaporkan Tirto.id ke Mabes Polri karena mempublikasikan hasil investigasi wartawan asing Allan Nairn tentang dugaan keterlibatan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam upaya makar terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Publikasi media online pada 19 April tersebut merupakan terjemahan dari versi bahasa Inggris yang diterbitkan sebelumnya di media online The Intercept. Media ini dikenal dengan publikasi dokumen-dokumen pemerintah Amerika Serikat yang dibocorkan Edward Snowden, bekas pegawai Badan Pertahanan Nasional Amerika Serikat (NSA).
Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto menyampaikan bahwa Mabes TNI batal melapor ke polisi atas instruksi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang tidak ingin kasus itu menjadi polemik di masyarakat. Ia menyebutkan TNI akan mengadukan Tirto.id ke Dewan Pers.
Antara