Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Angkatan Udara AS Beringsut Maju Dengan Perbaikan Proses FMS

Jet tempur F-16 Taiwan dalam sebuah formasi. © Patrick Lin
Angkatan Udara AS Beringsut Maju Dengan Perbaikan Proses FMS 1

WASHINGTON – Angkatan Udara AS membuat kemajuan dalam pelatihan yang lebih baik bagi para pejabat yang bertugas memfasilitasi penjualan militer asing, serta rencana untuk memindahkan petugas kerjasama keamanan pertamanya melalui proses baru dalam setahun, kata perwira tinggi angkatan bersenjata AS, seperti dilansir dari Defense News.

Tahun lalu, Sekretaris Angkatan Udara Deborah Lee James mengumumkan rencana untuk membantu mempercepat proses FMS dengan memperbarui pemilihan dan pelatihan petugas keamanan, dengan penekanan pada peningkatan kemampuan mereka bekerjasama dengan negara asing untuk menentukan persyaratannya.

“Kami menemukan bahwa permintaan yang masuk tidaklah mendetail, jadi harus bolak-balik selama berbulan-bulan mengenai apa yang sebenarnya mereka inginkan”, kata Heidi Grant, wakil menteri luar negeri untuk urusan internasional.

“Padahal menurut pelanggan, mereka telah memintanya setahun yang lalu. Tetapi jika Anda memiliki orang yang terlatih dengan kemampuan dan ketrampilan bahasa yang benar dan ingin berada di sana, kami merasa persyaratan proses dari awal akan jauh lebih baik”.

Dalam sebuah memo tanggal 17 Agustus 2016, diteken oleh Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal Dave Goldfein dan James, kepala tim urusan internasional layanan, yang dikenal sebagai SAF/IA, membentuk sebuah program pengawasan baru untuk memastikan petugas keamanan bekerja dengan profesional.

Pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan di daerah mereka akan bertugas. Idenya adalah bahwa mereka yang bercita-cita untuk posisi kerjasama keamanan bisa mendapatkan pendidikan tambahan di bidang-bidang seperti akuisisi atau logistik, daripada hanya memilih seorang karyawan dengan kemampuan berbahasa asing namun tidak berminat.

Angkatan Udara AS memiliki 168 posisi kerjasama keamanan di 76 negara. Posisi tersebut dimiliki oleh komandan kombatan regional, bukan SAF/IA, jadi langkah pertama Heidi Grant adalah bertemu dengan para pemimpin tersebut untuk mendiskusikan perubahan pada proses perekrutan dan mengidentifikasi posisi yang perlu diisi, katanya.

Dari situ, angkatan udara bisa dengan sengaja melatih orang yang tepat untuk pekerjaan itu. Sebaliknya, proses seleksi saat ini untuk petugas kerjasama keamanan melibatkan komandan kombatan yang telah mengetahui riwayat hidup dari lima atau enam kandidat potensial dan memilih siapa saja yang mereka anggap paling berkualitas.

Diperlukan waktu sekitar tiga tahun untuk melakukan siklus melalui 168 posisi dan juga mengisinya dengan personil yang telah dilatih dan dipersiapkan, katanya.

“Umpan balik yang saya dapatkan, setidaknya dari kunjungan pertama saya di PACOM, telah benar-benar menguasainya, dan mereka sangat senang dengan keterlibatan kami disana”, kata Grant, menambahkan bahwa dia berencana melakukan perjalanan ke Komando AS yang ada di Eropa dan Afrika.

Share:

Penulis: