Korea Utara pamerkan peralatan militer terbaru dalam parade hari Sabtu April 15 2017. © Wong Maye
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kepada Presiden Korea Selatan yang baru terpilih, Moon Jae-in, bahwa ia siap menjalankan “peranan konstruktif” dalam upaya menangani ancaman nuklir Korea Utara.
Kantor kepresidenan Korea Selatan menjelaskan bahwa pernyataan itu dilontarkan Putin saat melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Moon, pada Jumat.
Putin menyatakan kesiapannya setelah Moon mengatakan bahwa tugas utama untuk meningkatkan kerja sama antara Rusia dan Korea Selatan adalah dengan memperkuat komunikasi bilateral strategis dalam mencari cara untuk mengekang ancaman nuklir Korea Utara.
“Kami berharap Rusia akan memainkan peranan konstruktif guna dapat menghentikan Korea Utara melancarkan provokasi nuklir serta bergerak menuju perlucutan senjata nuklir,” kata Moon kepada Putin dalam pembicaraan yang berlangsung selama 20 menit.
“Saya juga bertujuan menemukan cara untuk segera memulai pembicaraan antara Korea Utara dan Korea Selatan serta perundingan enam pihak,” kata Moon.
Perundingan enam pihak yang dimaksudnya adalah pembicaraan yang melibatkan Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Rusia, Korea Utara dan Korea Selatan, mengenai perlucutan senjata nuklir Korea Utara. Perundingan enam negara itu buyar pada 2008 setelah Korea Utara melakukan peluncuran roket.
Moon menyatakan harapan bahwa Rusia dan Korea Selatan bisa bekerja sama dalam membangun Asia Timur, termasuk memperpanjang pipa gas alam dari Siberia ke Korea Selatan, kata Gedung Biru.
Putin mengatakan ia siap membantu semua hal yang mereka bahas dan kedua pemimpin saling mengundang untuk melakukan kunjungan kenegaraan, ungkap Gedung Biru.
Moon menyampaikan bahwa ia akan mengirim seorang utusan khusus ke Rusia dalam waktu dekat sementara Putin mengatakan ia akan menyambut baik kedatangan utusan tersebut.
Kedua pemimpin mengatakan mereka ingin segera bertemu pada pertemuan puncak negara-negara Kelompok 20 di Jerman pada Juli.
Sebelumnya pada Jumat, Moon berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Therea May dan Kanselir Jerman Angela Merkel, ujar Gedung Biru.
Ia meminta para pemimpin itu untuk membantu pengendalian program nuklir Korea Utara dan keduanya berjanji untuk melakukannya. Demikian laporan Reuters.
Sumber: Antara