Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Marah Turki Pecah, Jerman Beri Suaka Terduga Kudeta

Dok. Hampir 3000 tentara pro kudeta di Turki ditangkap. (istimewa)
Marah Turki Pecah, Jerman Beri Suaka Terduga Kudeta 1

Ankara – Keputusan Jerman memberikan suaka kepada warga negara Turki yang disangka ikut serta dalam kudeta yang gagal tahun lalu telah meningkatkan ketegangan lagi antara kedua sekutu NATO itu, kata perdana menteri Turki 16/5/2017.

Para pejabat Jerman mengatakan pekan lalu bahwa 414 warga negara Turki dengan paspor diplomatik dan izin bekerja pemerintah telah menerima suaka di Jerman sejak kudeta gagal itu, yang mendorong Ankara melancarkan pembersihan di tubuh militer, pegawai negeri dan lain-lian.

Permohonan suaka dari sejumlah pemohon warga negara Turki telah disetujui. Para pemohon menggunakan paspor diplomatik, demikian Kementerian Dalam Negeri Jerman mengonfirmasi, walaupun menolak berkomentar mengenai laporan-laporan media bahwa di antara para pemohon ada tentara.

Turki menyalahkan para pendukung Fethullah Gulen, seorang ulama yang berkedudukan di Amerika Serikat, yang menyulut kudeta gagal tersebut. Dalam peristiwa itu sebanyak 240 orang meninggal.

Gulen, yang mengasingkan diri di AS, telah membantah tuduhan-tuduhan tersebut dan mengutuk kudeta itu.

“Jikalau Jerman ingin memperbaiki hubungan dengan Turki, maka negara itu mengalihkan perhatian ke Republik Turki dan bukan kepada separatis dan para anggota FETO,” ujar Perdana Menteri Binali Yildirim dalam pidato di hadapan para anggota Partai AK yang berkuasa di parlemen.

Ankara telah memberi julukan kepada jejaring Gulen dengan nama “FETO”, singkatan dari “Organisasasi Teror Gulenis”.

“Keputusan Jerman memberi suaka kepada tentara yang ikut kudeta merupakan perkembangan penting yang akan menambah lagi ketegangan kepada hubungan kami,” kata dia, dalam komentar-komentar yang disiarkan langsung di televisi.

Hubungan antara Ankara dan Berlin memburuk tajam menjelang referendum April 16 di Turki mengenai perluasan kekuasaan Presiden Tayyip Erdogan. Hubungan yang memburuk itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mengenai masa depan sejumlah tentara Jerman yang ditempatkan di Turki.

Share:

Penulis: